Tag
anak haram, diva press, fiksi sejarah, historical romance, ken arok, ken arok ken dedes roman epik cinta penuh darah, ken dedes, keris empu gandring, ksatria, singasari, singosari, wawan susetya
Resensi ini ditulis tanggal 17 desember 2009 di blog lama
Judul : Ken Arok – Ken Dedes, Roman Epik Cinta Penuh Darah
Penulis : Wawan Susetya
Jumlah Halaman : 388
Penerbit : Diva Press
Tahun Terbit : November 2008
Membaca novel ini tak ubahnya dengan menyaksikan suatu film laga kolosal. Karena memang tiap adegan digambarkan dengan jelas. Menceritakan mengenai perjalanan hidup Ken Arok, raja Singosari yang fenomenal itu.
Terlahir sebagai anak haram yang dibuang ibunya dikuburan membuat Ken Arok diangkat sebagai anak oleh perampok. Besar di lingkungan yang kelam itu membuat Ken Arok tumbuh sebagai pribadi ugal-ugalan dan suka berjudi. Ia pun dikenal sebagai perompak yang sangat ditakuti. Namun demikian ia pribadi yang setia kawan, anti kesemena-menaan dan sangat tampan.
Diluar semua kejahatannya itu, Ken Arok memang ditakdirkan menjadi seorang raja, karena itu Dewa Wisnu mengirimkan Loh Gawe untuk melatih Ken Arok belajar darma sebagai seorang ksatria.
Ken Arok menjadi pengawal pribadi Tanggul Ametung dan istrinya Ken Dedes hingga akhirnya Ken Arok menjadi dekat dengan Ken Dedes setelah menolong Ken Dedes dari gangguan Sawung Agul. Benih-benih cinta pun tumbuh diantara mereka, selanjutnya Ken Arok akan menjalani takdirnya sebagai raja.
Wawan Susetya terkenal sebagai penulis epik sejarah. Dalam setiap karyanya sangat mendetail dan believable. Saya sampai bingung, mana yang fakta dan mana yang bumbu-bumbu fiksi. Juga roman yang satu ini, seperti judulnya buku ini memang sarat pertikaian. Petaka yang disebabkan oleh keris empu gandring. Kisah Ken Arok diceritakan sejak dari ibunya melahirkan. Saya bahkan menduga-dugfa bahwa ternyata Tunggul Ametung adalah ayah kandung Ken Arok, (ops nyaris spoiler lagi ^_^). Recommend banget dah buku ini…