Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : gagasmedia
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia-cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman
Beberapa waktu lalu, saya baca review buku ini di blognya mbak Annisa Anggiana. Sebenarnya udah jatuh cinta sama covernya yang keren banget, apalagi reviewnya bilang buku ini bagus dan saya juga pernah membaca karya penulis sebelumnya, Orange. Jadi hanya masalah waktu saja sebelum akhirnya saya membeli buku ini.
Mahoni menjalani kehidupannya yang menyenangkan di Virginia. Ia cukup sukses dalam karirnya pada sebuah biro arsitek bonafit. Namun pada suatu hari datang telepon dari Indonesia yang mengabarkan Ayahnya bersama Grace-ibu tiri- meninggal dalam sebuah kecelakaan. Mahoni harus pulang, meski ia sendiri tidak tahu demi alasan apa. Karena selama ini ia telah menanamkan kebencian pada ayahnya.
Mahoni kecil sering menyaksikan ibu dan ayahnya bertengkar, hingga Mae-ibunya- membawanya pergi dari rumah. Bersama Mae, kebencian Mahoni terhadap ayahnya makin menjadi-jadi. Terlebih lagi ayahnya kemudian menikahi Grace dan memiliki anak darinya. Mahoni juga harus menghadapi ibunya yang egosentris dan drama queen. Membaca deskripsi tentang Mae, saya jadi ingat tipikal ibu-ibu manja dalam sinetronnya Nabila Syakib. 😀 Jadi wajar saja jika Mahoni kemudian kabur ke Virginia.
“Mae menoleh sekilas. Kulihat kedua pipinya basah oleh air mata. Dia perempuan yang melahirkanku, tetapi sudah lama aku tidak memanggilanya’ibu’, sejak aku duduk di sekolah menengah, sejak aku sadar bahwa sosok ibu yang ada dalam dirinya telah hilang” (hal.31)
Dan tiba-tiba saja Mahoni harus bertanggung terhadap pada Sigi, adik tirinya yang berusia 16 tahun. Itu artinya karirnya yang kokoh di Virginia harus terhenti. Belum lagi ia bertemu kembali dengan Simon, teman kuliah yang pernah disukainya. Bedanya sekarang Simon telah bertunangan dengan Sofia dan merintis sebuah biro arsitek berdua. Ketika hubungan Simon dan Sofia memburuk, Mahoni memiliki kesempatan untuk kembali mendapatkan Simon. Namun itu berarti ia sama saja dengan Grace yang dibencinya.
Buku setebal 301 halaman ini tuntas dalam satu malam saja. Temanya yang tidak berat membuat buku ini bisa dinikmati dalam sekali duduk. Namun bukan berarti ceritanya mudah dilupakan. Bila pada novel Orange Windry menyajikan detail tentang fotografi, maka novel ini sarat dengan aroma desain dan arsitektur yang jadi nilai plus tersendiri. Ceritanya sendiri sebenarnya sudah sangat menarik dan saya justru lebih tertarik pada hubungan persaudaraan Mahoni dan Sigi. Empat Bintang untuk buku ini.
“Ah, Mae, dunia tidak sekelam yang kau perlihatkan kepadaku”
About The Author :
Windry Ramadhina lahir dan tinggal di Jakarta, berprofesi sebagai arsitek lepas dan mendirikan biro desain sendiri. Novel pertamanya, Orange (2008) juga diterbitkan oleh gagasmedia. Novel tersebut mengantarnya menjadi nominasi penulis muda berbakat dalam Khatulistiwa Literary award. Novelnya yang lain, Metropolis (2009) juga mendapat nominasi sebagai karya prosa terbaik dalm ajang yang sama.
FYI :
1. Dalam novel ini diceritakan bahwa Ayah yang berprofesi sebagai pengrajin mebel sangat menyukai kayu. Ia menamai anak-anaknya dengan nama-nama kayu. Mahoni dan Sigi (Damar)
2. Mahoni (Swietonia mahagoni)adalah anggota suku Meliaceae yang mencakup 50 genera dan 550 spesies tanaman kayu. sering digunakan sebagai pohon pelindung dan mampu menurangi polusi udara sampai 69 %. (Wikipedia). Pohon Mahoni selain dimanfaatkan kayunya juga dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit.
3. DI buku ini juga disebut-sebut Frank O. Gehry yang menjadi idola Mahoni. Ia adalah seorang arsitek yang desain-desainya tidak biasa. Desain Frank Gehry, yang mengeksplor berbagai macam kemungkinan gabungan metode konstruksi dan susunan elemen arsitektur, telah dibangun di seluruh penjuru Amerika Serikat. Frank Gehry juga penerima Arnold W. Bnumer Award dari American Institue of Arts and Sciences (1983) dan berbagai penghargaan nasional dan internasional lainnya.(Virtual Arsitek). Ini salah satu contoh desainnya:
Sumber Gambar: Annida Online, Goddreads, Virtual Arsitek
Aaaah reviewmu keren!! Pasti banyak yang lebih tergoda abis baca review ini 😀
Makasih kunjungannya mbak 🙂
Ping-balik: my #unforgotTEN Gagas Media | Jurnal si Bugot