“Mencuri baginya tidak melulu untuk menghidupi diri, tetapi lebih kepada keasyikan menikmati setiap petualngan dan tantangan yang tercipta. Tak jarang dia mencuri dengan alasan bela negara atau membantu memecahkan masalah orang lain. Kasus yang dihadapinya tak kalah pelik dengan kasus yang datang ke apartemen Sherlock Holmes. Karena itu, Arsene Lupin tidak hanya dijuluki sebagi pencuri aristrokat, tetapi juga detektif cerdik dari Prancis“, – Demikian sedikit gambaran mengenai si pencuri Legendaris Arsene Lupin. Keberadaannya sudah lama menjadi Urband Legend bagi masyarakat Prancis masa itu.
Meski “nakal” dan sering menyusahkan aparat, Arsene Lupin sering membantu memecahkan kasus-kasis pelik yang terjadi di negaranya. Dibalik penampilannya yang parlente, Arsene Lupin ternyata memiliki rasa patriotisme yang tinggi. Namun orang-orang percaya ia sudah tewas. Hanya segelintir orang yang mengetahui ia masih hidup dan berkomunikasi langsung dengannya. Kali ini, Lupin harus kembali beraksi dalam kasus penyelundupan emas bernilai miliaran. Tak tanggung-tanggung, empat negara turut terkait dalam perebutan emas tersebut.
Jujur, ini pertama kalinya saya berkenalan dengan Arsene Lupin. Telat banget sebenarnya, karena ini adalah buku ke-9 dari keseluruh serienya. Itupun, Lupin-nya baru muncul di pertengahan. Cerita diawali dengan narasi tentang kapten Patrice Belval yang sedang melakukan aksi penyelamatan terhadap seorang perawat bernama Coralie. Siapa sangka tindakannya tersebut justru membawanya terlibat pada konspirasi internasional yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Masalah makin rumit ketika ditemukan hubungan yang unik antara dirinya dan Coralie, hal ini membuat nyawa keduanya berada dalam bahaya. Saat keadaan makin memburuk, sahabatnya Ya-Bon memanggil Arsene Lupin. Dari sinilah petualangan mereka menjadi semakin menarik dan sedikit demi sedikit mistery mulai terkuak.
Meski dari awal saya sudah menjagokan Kapten Belval yang pemberani, kemunculan Lupin yang misterius dan elegan tetap mencuri perhatian. (Kamu bisa membayangkan “kaito Kid” rekaan Aoyama Gosho. Aku yakin, Aoyama sensei terinspirasi dari tokoh Lupin saat menciptakan karakter Kid).
Buku ini penuh aksi dan twist-twist menarik. Bab awalnya saja sudah menampilakn aksi hertoik yang gentleman. Awal-awal buku ini memang sukses membuatku terus membalik novel ini dan melahapnya sampai habis. Penyajian edisi terjemahan ini juga cukup “renyah” dan gak kaku. Sehingga rasanya seperti membaca buku terjemahan biasa saja. Agak mengagetkan juga karna buku ini sama klasiknya dengan Sherlock Holmes dkk. Bagusnya terjemahan dan editing buku ini membuatku ngintip-ngintip blog penerjemahnya, mbak dina Begum :D. Ternyata, eh ternyata (lagi) buku ini bahakan tidak diterjemahkan dari bahasa aslinya. Tapi dari versi bahasa Inggris. It’s a WOW! So, empat bintang sangat pantas untuk buku ini.
Satu-satunya masalah yang saya hadapi saat membaca buku ini pun sama dengan ketika membaca terjemahan lainnya. Well, yah! saya sangat payah dalam mengahafal-hafal nama. Dan di buku ini, Maurice LeBlance sering tidak konsisten dalam memperkenalkan tokohnya. Kadang dengan nama depan, kadang dengan nama keluarga. Jadi begitu sang penulis merubah sebutan untuk tokohnya, saya langsung ngernyit “Lah, ini kapten Belval siapa lagi?“, Baru deh kemudian saya dapat hidayah “Eh iya, namanya kan Patrice Belval -____-” (Beuh, ketahuan deh lemotnya saya :D). Hal ini selalu saya hadapi tiap membaca karya terjemahan. Untungnya saya hanya membutuhkan beberapa bab untuk pembiasaan, hehe. Tapi walau bagaimanapun saya tetap menyukai karya terjemahan, terutama sertial-serial detektif klasik.
Jadi pengen baca petualngan Lupin lainnya, :D. Makasih banyak buat admin @gila_buku dan @buku_visimedia buat kiriman buku keren ini 🙂
Tentang Penulis :
Maurice MArie Emille Leblance lahir di Normandy, Prancis, 11 november 1864. Ia berasal dari keluargha kaya yang sangat kental adat prancisnya. Ia sempat bekerja di firma keluarga dan kuliah di bidang hukum. saat kuliah inilah ia menemukan keasyikan dalam menulis. Ia sempat menulis cerita kriminal untuk majalah amatir dan menjadi reporter di salah satu majalah Prancis. Ia bahkan meninggalkan sekolah dan bisnis keluarga untuk menekuni minatnya dalam menulis. Tahun 1887, ia menerbitkan novel pertamanya berjudul une femme, yang bertema Psikologi. Tidak langsung sukses, namanya baru dikenal setelah karkater Arsene Lupin diperkenalkan Tahun 1905 dalam majalah Je sais Tot. Berkat Arsene Lupin, namanya disejajarkan dengan Sir Arthur Conan Doyle. Karakter Aresenle Lupin juga menginspirasi penulis-penulis generasi berikutnya. Sebut saja Kaito Kid yang menjadi rival tangguh Conan Edogawa
Keterangan Buku :
Judul Buku : The Return of arsene Lupin : misteri Segitiga Emas
Penulis : Maurice LeBlance
Penerjemah : Dina Begum
Editor : Muthia Esfand
Penerbit : Visimedia
Format : 528 halaman paperback (Maret 2013)
Genre : Mysteri/Detektif
Postingan ini diikutkan dalam Read Big Reading Challenge dan Mysteri Reading Challenge.