Tag

, , , , ,


Kau adalah bara di tengah abu, Elias Venturius. Kau akan menyala dan membakar, merusak dan menghancurkan. Kau tak bisa mengubahnya. Kau tak bisa menghentikannya. (h-80)

ember

Blurb

Laia seorang budak, Elias seorang prajurit. Keduanya bukan orang merdeka. Saat kakak laki-laki Laia ditahan dengan tuduhan pemberontakan, Laia harus mengambil keputusan. Dia rela menjadi mata-mata Komandan Blackliff, kepala sekolah militer terbaik di imperium, demi untuk mendapatrkan batuan untuk membebaskan kakaknya. Disana dia bertemu dengan seorang prajurit elite bernama Elias.

Elias membenci militer dan ibunya, Sang komandan yang brutal. Pemuda ini berencana melarikan diri dari Blackliff, menanggung risiko dicambuk sampai mati jika ketahuan. Dia hanya ingin bebas.

Elias dan Laia. Keduanya akan segera menyadari bahwa nasib merekan akan saling silang, dan keputusan-keputusan mereka akan menentukan nasib Imperium, dan bangsa mereka.

Keterangan buku

ember2Penulis                  : Sabaa Tahir

Penerjemah          :  Yudith Listiandri

Editor                     :  Mery Riansyah

ISBN                       : 9786027432284

Penerbit                : Penerbit Spring

Tahun terbit           : November, 2016

Format                   : 518 halaman Paperback

My Opinion

Saat pertama melihat An Ember In The Ashes, saya berpikir kalau ini adalah sebuah epik sejarah. Konflik dan penggambaran latarnya sangat mirip dengan situasi Yunani kuno. Tapi belakangan saya mengetahui, bahwa penulis memang terinspirasi dari peradaban yang pernah berjaya tersebut. Tapi An Ember In The Ashes adalah murni sebuah novel high fantasy dengan detail yang konkrit. Sabaa Tahir menciptakan universe baru yang terdiri dari beberapa bangsa besar : Martial, Scholar, Tribe dan lainnya. Martial, Scholar dan Tribe berada dalam sebuah negara kesatuan bernama Imperium yang dipimpin bangsa Martial.

Konflik besar yang terjadi dalam serial ini didasari oleh pemerintahan Imperium yang tiran. Bangsa Scholar sebagai bangsa terjajah mendapatkan hak paling rendah. Mereka bahkan kesulitan untuk mendapatkan pendidikan. Biasanya bangsa Scholar hanya mendapat pekerjaan rendahan seperti membuat selai atau berdagang di pasar kecil. Banyak yang nasibnya lebih tragis dan berakhir sebagai budak. Bangsa Tribe nasibnya lebih baik, karena adanya perjanjian sebelum peperangan dengan tetua kaum Martial.

Laia adalah seorang Scholar yang merdeka awalnya. Ia hidup tenang bersama Nan, Pop dan kakaknya di desa. Sampai pada suatu hari, prajurit mask dari pemerintahan Imperium merenggut semuanya dari Laia. Nan dan Pop meninggal. Sedangkan Darin, kakaknya ditangkap. Demi menyelamatkan Darin, Laia menjual kemerdekaannya. Ia rela menjadi budak untuk menyamarkan identitasnya sebagai mata-mata bagi Renaisance, para pemberontak.

Kau akan membakar, karena kau adalah bara di tengah abu. Itulah takdirmu… (h-466)

Elias, walaupun terlahir sebagai keturunan klan paling berpengaruh di Martial tidak memiliki nasib lebih baik. Masa kecilnya direnggut untuk dilatih menjadi prajurit mask di Blackliff. Calon prajurit ini mendapat perlakuaan yang bahkan lebih menyedihkan dari para budak di sekolah tersebut. Mereka dilatih sejak kecil untuk menjadi “anjing penjaga” tak berperasaan yang melindungi kejayaan imperium. Yang paling membuat saya bergidik adalah kewajiban para prajurit mask untuk menggunakan topeng (mask) yang perlahan-lahan akan menyatu dengan kulit wajah mereka. Sehingga tidak bisa dilepas lagi. Elias berbeda, topeng itu tak pernah benar-benar menyatu secara sempurna dengan wajahnya.

…Kau punya jiwa. Jiwa itu rusak, tapi tetap ada. Jangan biarkan mereka mengambilnya darimu, Elias. (h-436)

Dalam novel setebal 516 halaman ini kita akan dibawa untuk mengikuti perjalanan Laia dan Elias. Bagaimana menegangkannya menjadi Laia yang harus memata-matai wanita paling kejam seimperium yang mendapat kenikmatan dari menyiksa orang. Saya sempat kesal dengan karakter Laia ini, karena sebagai heroine utama ia terlalu pengecut. Namun semuanya menjadi masuk akal, karakter Laia dibuat sangat manusiawi. Pada akhirnya Laia menunjukkan ketangguhannya sebagai seorang pemberontak.

Membaca novel ini tidak pernah membosankan. Alurnya cepat, dan penulis sangat pintar untuk menyisipkan twist-twist di tengah adegan. Saya tak pernah berharap akan ada kejutan-kejutan saat mengikuti kisah Elias dan Laia. Karena jujur, bab per babnya sudah menawarkan adegan yang cukup menyita perhatian. Tapi tetap saja (selau ada) kenyataan mengejutkan yang saya temukan secara simultan. Tentang sejarah Scholar, tentang orang tua Laia serta mahluk-mahluk mistis yang selama ini hanya dianggap sebagai dongeng. Namun kenyataannya berpengaruh pada negara Imperium.

Tapi tenang saja, meskipun dominan tentang perang. Tetap ada romancenya koq. Kisah cintanya bahkan juga memiliki peran penting dalam keseluruhan cerita ini. Pasti teman-teman sudah bisa menebak kemana arahnya hubungan Laia dan Elias kan? Tapi tidak seklise itu loh. Untuk mengetahuinya, teman-teman harus baca sendiri buku ini.

Sayangnya, ini adalah novel serial :(. Bukan berarti akhir ceritanya gantung ya. Ending dalam buku pertama ini sudah pas menurut saya. Dan sebagai pembuka, novel An Ember In The Ashes berhasil jadi pilot yang mengantarkan pembaca menuju novel-novel berikutnya. Tapi novel serial selalu memiliki dua sisi. Sisi pertama menguntungkan, karena sebuah cerita bagus tak akan memuaskan jika hanya selesai dalam satu buku. Beberapa novel favorit saya juga serial sebenarnya, sebut saja seial Harry Potter oleh J.K. Rowling, Legend series Oleh Marie Lu, Percy Jackson oleh Rick Riordan, Lorien Legacies atau yang dari lokal saya punya Supernova Series sebagai favorit. Novel-novel berserie ini seringkali harus melatih kesabaran. Karena kita harus menunggu cerita selanjutnya dari tokoh-tokoh favorit beberapa bulan kemudian atau bahkan tahunan.

Tapi tenang saja, novel An Ember In The Ashes di Indonesia diterbitkan oleh penerbit spring. Buat yang mengikuti Lunar Chronicle pasti tahu bahwa keempat serial itu diterbitkan dalam jeda waktu yang cukup singkat oleh penerbit spring :). Jadi sepertinya saya tidak perlu menunggu lama untuk mengikuti petualngan Laia dan elias, mengingat buku keduanya juga sudah terbit di sana.

My Review :

  • Cerita dan Plot : *****
  • Karakter dan perkembangan karakter : *****
  • Twist : *****
  • Ending : ****
  • Cover : *****
  • Keseluruhan : 4,8 bintang (Very Recommended)

Giveaway dan Mini Giveaway

banner-ember-blogtour

Selama lima hari ke depan, Penerbit Spring bersama lima blogger buku akan mengadakan Blogtour novel “An Ember In The Ashes”. Postingan ini adalah pembuka dalam rangkaian acara ini. Tentu saja akan ada giveaway di akhir periode nantinya (24 Desember 2016). Akan ada dua pemenang. Yang satu medpatakan novel An Ember In The Ashes, dan yang lain akan mendapatkan mercandise keren.

Syarat mengikuti Giveaway :

  • Like fanpage Penerbit Spring
  • Kunjungi semua blog yang jadi host blogtour (daftar blog bisa dilihat pada banner di atas)
  • Setiap hari akan ada satu blog yang menampilkan satu pertanyaan untuk givewaya.
  • Jawab ke lima pertanyaan dalam kolom komentar pada fanpage Penerbit Spring. (Jawabnya di fanpage Penerbit Spring ya, bukan di masing-masing blog)

Dan pertanyaan pada hari pertama adalah :

Siapa nama kakak laki-laki Laia yang ditangkap prajurit mask?

Pertanyaannya gampang kan, kalau teman-teman baca review di atas pasti dapat jawabannya :).

Mini Giveaway

Sambil menunggu akhir periode, teman-teman bisa mengikuti mini giveaway yang diadakan di blog ini. Hadiahnya adalah satu paket collectible bookmark character An Ember In The Ashes. Kalau beli bukunya hanya dapat satu bookmark. Tapi kalau mengikuti giveaway ini, teman-teman bisa mendapat satu set.

Untuk mendapatkannya gampang koq, cukup share postingan ini di media sosial teman-teman (facebook, twitter, instagram. google +). Jangan lupa beri hastag #EmberGiveaway . Kalau udah silahkan tuliskan link sharenya di comment post ini. Nanti di akhir periode akan saya undi siapa yang beruntung. ^^/

Pengumuman Pemenang Giveaway

Selamat sore semua, maaf ya agak telat ngumumin pemenangnya. Untuk pemenang giveaway bisa dicek di fanpage Penerbit Spring ya. Sementara untuk mini giveaway berhadiah collectible bookmark akan saya umumkan disini 🙂

Setelah didata ada 40 peserta yang ikutan. Biar adil saya ambil pemenangnya dari random.org. Yang komen pertama saya beri nomor urut 1, begitu seterusnya. Dan setelah digenerate dengan random.org, nomor yang keluar adalah nomor 27. Tepat pada nomor urut peserta :

Mathar dengan akun twitter : @ummi_hnf

Selamat ya, tolong segera DM alamat lengkapnya ke twitter saya @harovansi biar bisa diteruskan ke Penerbit Spring. Untuk yang lain jangan kecewa ya. Tunnguin nanti di awal januari akan ada blogtour dan Giveaway Novel “Puzzle Of Lies” terbitan penerbit haru di blog ini. Salam 🙂