Tag

, , , ,


seles

Blurb :

“Jadi siapa yang bikin jajanan-jajanan ini?” tanya Selestia penasaran.

“Namanya Nenek Gayatri. Beliau tinggal di Hutan Janariya, yang ada di sebelah selatan desa,” jawab Raka.

“Iya. Nagasari, Onde-onde, Semar Mendem, Gemblong, Lupis, semuanya yang bikin Nenek Gayatri,” imbuh Herman bersemangat.

“Wah, kalau begitu karyawannya banyak dong. Bisa bikin berbagai macam jenis jajanan setiap harinya,” tukas Seles.

Ndak kok, non. Nenek Gayatri Ndak punya pembantu sama sekali. Saya Ndak pernah lihat,” jelas Pak Lik Sarlito.

Selestia yang sedang berlibur ke rumah sepupunya, Raka, merasa ada yang aneh. Akhirnya Seles, Raka, Herman, Mutun, dan Nori berangkat ke Hutan Janariya untuk menemui Nenek Gayatri, sang pembuat kue andal.

Sesampainya di Hutan Janariya, Nenek Gayatri tidak terlihat. Tetapi mereka menemukan ada sebuah ruangan di bawah tanah yang menyerupai dapur dan tercium wangi makanan lezat dari sana. Di ruangan itu ada makhluk aneh menyerupai manusia yang sedang bekerja. Siapakah mereka? Ruang apakah itu? Apa Nenek Gayatri ada di sana? Apakah mereka bisa kembali ke rumah? Baca cerita lengkapnya hanya di Selestia dan Penjara Teka-Teki!

Keterangan Buku :

selestia

Penulis                  : Yozar Firdaus Amrullah

Editor                     :  Nadia Mardatilla Arif

ISBN                       : 9786027652828

Penerbit                : Buah Hati Books

Tahun terbit           : 2015

Format                   : 254 halaman Paperback

My Opinion

Melihat cover novel ini, saya langsung teringat pada novel-novel middle grade yang pernah saya baca saban tahun. Meski sudah berumur seperti ini, membaca children literature tetap merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Ketika membaca buku-buku sejenis ini, saya tidak perlu memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi tentang plot ataupun gaya bercerita. Karena saat membacanya, saya cukup menempatkan diri sebagai anak-anak juga :D. Kerinduan saya akan bacaan-bacaan seperti ini bisa terobati dengan membaca novel ini.

Garis besar ceritanya cukup sederhana sebenarnya. Mengingatkan kita kembali pada kenangan saat di sekolah tentang liburan di rumah nenek di desa. Bedanya, di novel ini Selestia berliburnya di rumah tante. Tetap ada nenek-nenek baik hati kok di novel ini :).

Selestia adalah seorang anak perempuan kelas tujuh yang sangat suka dengan teka-teki. Dia bahkan langganan majalah anak-anak yang memuat rubrik teka-teki. Biasanya ia dibantu oleh pembantu keluarga mereka yang sudah sangat akrab dengan Seles, Mbak Ratri. Orang tua Selestia keduanya sibuk bekerja. Tapi bukan berarti Selestia kurang kasih sayang. Meskipun sibuk, papa dan mamanya selalu punya waktu untuk Selestia. Tapi sayang, saat liburan ini kedua orang tuanya tidak bisa menepati janji mereka untuk mengajak Selestia berlibur. Sebagai gantinya mamanya menganjurkan Seles untuk liburan di rumah tante Suryani di desa. Kebetulan tante Suryani juga memiliki anak seusia Seles, yaitu Raka.

Di kampung Raka ini ada seorang nenek-nenek pembuat jajanan tradisional yang sangat enak. Tiap hari nenek ini membuat beraneka jajanan tradisional yang sangat banyak. Anehnya nenek Gayatri ini tinggal sendiri di tengah hutan dan tidak memiliki pegawai. Secara logika tidak mungkin dia bisa membuat jajajan sebanyak itu tanpa bantuan orang lain. Karena itu Selestia, Raka dan tiga orang teman-temannya -Herman, Mutun dan Nori- berkunjung ke rumah nenek Gayatri untuk melihat-lihat. Tanpa sengaja mereka menemukan rahasia nenek Gayatri. Rahasia yang melibatkan “mahluk lain” yang tinggal di bawah tanah. Mereka di sebut Ningrat Biru.

Ningrat biru ini sangat mirip dengan manusia, tapi mereka memiliki telinga yang ujungnya melancip (seperti elf) dan kedua bola matanya berwarna biru. Ternyata selama ini nenek Gayatri dibantu oleh bangsa Ningrat Biru yang memiliki resep rahasia membuat jajanan tradisional. Karena sudah menemukan rahasia mereka, Selestia dan teman-temannya harus mengikuti serangkaian test jika ingin kembali ke dunia manusia. Disinilah cerita petualangan yang seru itu dimulai.

Novel ini penuh dengan nilai-nilai moral yang sangat cocok dibaca anak-anak. Ceritanya mengalir dan tidak bertele-tele. Bagi yang pernah tinggal di desa, keseharian Raka dan teman-temannya bisa menjadi ajang nostalgia. Bagi yang belum pernah bisa ikut membayangkannya :D. Penulis juga menggabungkan unsur-unsur modern dan tradisional dalam novelnya. Seperti Mutun, salah satu sahabat Raka yang suka bermain game di gadgetnya.

Teka-teki yang menjadi bagian penting dalam cerita novel ini juga cukup sulit dijawab, tapi masih mungkin untuk ditebak. Dan saya senang karena tidak ada pacaran-pacarannya disini. (Kalau di sinetron Indonesia pasti anak kelas tujuh ini sudah ngomong cinta-cibtaan :D). Memang sih ada beberapa bagian yang menunjukkan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Tapi digambarkan dengan polos sesuai dengan pembaca middle grade.

Secara keseluruhan, saya sangat menyukai novel ini. Sepertinya penulis dan penerbit sudah mempertimbangkan desain dan set novelnya untuk pembaca middle grade. Seperti fontnya yang cukup besar, beberapa ilustrasi yang diselipkan dalam cerita dan covernya yang menggambarkan anak-anak di depannya. Dari covernya kita sudah tahu karakter masing-masing tokoh dan siapa yang berperan sebagai lead :). Sepertinya saya harus lebih banyak membaca buku-buku seperti ini.

My Review :

  • Cerita dan Plot : ****
  • Karakter dan perkembangan karakter : ****
  • Twist : ***
  • Ending : ****
  • Cover : ****
  • Keseluruhan : 3,8 bintang (Recommended)