Tag
dystopia, fantasy, gramedia, pierce brown, red rising, review
“Tidak ada pihak yang tidak berdosa dalam permainan ini.” — halaman 188.
Blurb
Patahkan belenggunya. Hiduplah untuk tujuan yang lebih berarti.
Bumi sudah sekarat. Darrow seorang Merah, penambang di bawah permukaan Mars. Misinya adalah mengumpulkan elemen-elemen berharga yang kelak akan dimanfaatkan untuk menjinakkan permukaan Mars dan memungkinkan manusia hidup di sana. Kaum Merah adalah harapan terakhir umat manusia.
Itulah yang mereka yakini, sampai Darrow menyadari semua itu kebohongan besar. Mars sudah layak huni—dan sudah dihuni—selama ratusan tahun, oleh orang-orang yang menyebut diri mereka kaum Emas. Mereka adalah golongan yang menganggap Darrow dan kaumnya hanyalah budak remeh yang bisa dieksploitasi dan disingkirkan tanpa ragu
Keterangan Buku
Rating : *****
Judul : Red Rising – Kebangkitan Merah (Red Rising #1)
Penulis : Pierce Brown
Penerjemah : Shandy Tan
Editor : Nadya Andwiani & Lingliana
ISBN : 9786020332222
Penerbit Edisi Terjemahan : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2017
Format : 440 halaman Ebook (Gramedia Digital Version)
My Review
Di masa depan, keadaan bumi sudah sangat sekarat. Karena itu orang-orang mulai melakukan ekspansi ke bulan dan planet-planet lain.
Darrow adalah golongan merah, sang penambang. Golongan merah adalah “pahlawan” yang menambang mineral berharga di bawah tanah planet mars. Mineral itu sangat penting untuk membangun permukaan mars menjadi layak huni. Selama ratusan tahun, golongan merah mempercayai hal itu. Sampai sebuah tragedi menimpa Darrow.
Mars ternyata sudah bisa dihuni, bahkan sudah sama seperti bumi. Selama ratusan tahun Darrow dan rakyatnya telah dibohongi. Mereka dipaksa menambang di perut mars, sementara hasilnya dinikmati golongan lain. Berkat bantuan dari para pemberontak dan seorang “pemahat rupa”, Darrow menyamar menjadi bagian dari golongan emas yang menguasai society. Ia masuk ke sekolah elite yang mencetak emas-emas tangguh.
Tapi bukan hanya Darrow yang punya agenda rahasia. Apakah penyamarannya akan terbongkar?
—-
Buku ini kubaca di scoop bulan Desember, dan langsung jadi favoritku. Akhirnya nemu juga novel dystopia yang “cowok banget”. Penggambaran penulis benar-benar detail dan deskripsi tentang kehidupan Mars-nya benar-benar keren.
Di awal alurnya memang agak lamban, tapi begitu penyamaran Darrow dimulai, kita bahkan tak sempat menarik nafas. Seperti janji endorsement di sampulnya, novel ini mempunyai semua keseruan yang ada dalam Game of Thrones dan Hunger Games (versi maskulin :D). Endingnya juga badass menurutku. Konflik di buku pertama selesai, tapi cerita sesungguhnya dari saga ini baru saja dimulai. Novel keduanya, “Golden Son” juga sudah diterbitkan oleh Gramedia.
Selera bacaan kita beda. Mungkin karena perbedaan gender kali ya? Tapi kuakui. Reviewnya menantang. Apalagi cabenya. Hm..
haha, jangan salfok ke cabe ning 😀