Tag

, , , , , ,


IMG_20180723_114536-01

“Kata-kata buruk itu buruk karena mereka bikin orang-orang merasa buruk.”, ~ (hal.4)

Blurb

Sihir itu BURUK.

Palsu. Nggak nyata. Setidaknya, begitulah menurut Clay, yang pernah melihat satu pertunjukan sulap.

Ketika kata-kata dari jurnalnya muncul secara misterius di dinding sekolahnya sebagai grafiti, dia nggak pernah membayangkan bahwa sihir itu bisa disalahkan. Kemudian kasus grafiti yang sama mendaratkannya di Peternakan Bumi, sebuah perkemahan untuk anak-anak “bermasalah” di sebuah pulau vulkanik terpencil, sihir adalah hal terakhir yang dia harapkan bisa ditemukan di sana.

Tapi di Peternakan Bumi, ada kejutan aneh satu demi satu, sampai Clay nggak tahu lagi apa yang akan terjadi. Apakah dia benar-benar berbicara dengan seorang llama? Apakah dia benar-benar melihat hantu? Apa rahasia menyeramkan yang tersembunyi di perpustakaan yang ditinggalkan? Satu-satunya yang dia tahu pasti adalah bahwa di balik sebuah vog (kabut vulkanik), nggak ada yang seperti itu. Kira-kira, bisa nggak dia memecahkan teka-teki Peternakan Bumi sebelum permasalahannya meletus?

Keterangan Buku

IMG_20180723_115927-01Judul                      : Bad Magic (Bad #1)

Penulis                   : Pseudonymous Bosch

Penerjemah          : Ine Milasari Hidajat

Editor                     :  Dion Rahman

Penata Lay out      : Raihan Rizky

ISBN                       : 9786020455808

Penerbit                : Elex Media Komputindo

Tahun terbit           : 2018

Format                   : 361 halaman Paperback

My Review

Perkemahan, sulap, pulau terpencil, Shakespeare, gadis hantu serta perpustakaan terlarang. Buku ini benar-benar luar biasa dan jauh berada di atas ekspektasiku.

Cerita diawali dengan sebuah graffity di dinding sekolah bertuliskan MAGIC SUCKS!!! Semua orang tahu itu adalah buatan Clay. Walaupun Clay merasa tak pernah menggambarnya di dinding, tapi graffity itu sama persis dengan apa yang ia tuliskan di jurnal miliknya. Clay diskors dan harus menjalani hukuman. Lalu secara kebetulan, ada surat undangan baginya ke PERKEMAHAN BUMI bagi anak-anak “bermasalah”.

Orang tua Clay yang eksentrik mengirim Clay ke sana sebagai hukumannya. Dan di sanalah petualangan Clay dimulai. Bertemu teman-teman baru yang juga “bermasalah”. Ada Jonah yang suka berjalan dalam tidur, Leira yang klepto, Pablo yang menganut paham Anarkisme, serta Kwan yang menjadi bandar judi di sekolahnya 😂. Serta jangan lupa The Bad Guy-nya, Flint yang terobsesi dengan api.

Aku ngakak terus selama membaca buku ini, (walau pas menjelang ending aku ikut nyesek juga 😣. Aku tahu bagaimana perasaan Clay saat itu). Tapi Pseudonymous Bosch ini (atau siapapun nama aslinya) benar-benar seorang pencerita jenaka. Membaca tulisannya seperti mendengar erita dari seorang teman yang pembual dan besar mulut, tapi kalian selalu merindukan ceritanya 😀.

Aku langsung menyukai buku ini sejak kalimat pertama. Si Bosch ini (mulai sekarang kita sebut saja nama penulisnya dengan sebutan ini, biar gak rempong) seolah benar-benar mengenal Clay dan kakaknya. Aku penasaran, apakah di buku selanjutnya ia akan terlibat langsung dalam cerita? Kita tunggu saja 😆.

Hal menarik lainnya dari novel ini adalah catatan kaki yang bertebarang di banyak halaman. Isinya random, mulai dari penjelasan istilah-istilah hingga (kebanyakan) berupa “excuse” dari penulisnya 😂. Footnote ini juga ditulis dengan cuek yang malah terkesan jenaka.

Credite juga untuk penerjemah dan editor versi terjemahannya. Penulisnya, meski menggunakan kalimat-kalimat sederhana, tapi (kuduga) suka menggunakan padanan kata yang kurang lazim. Dan permainan kata-kata ini juga merupakan keunggulan tulisannya. Penerjemah dan editor harus berjuang keras agar “kekhasan” gaya penulisannya tetap terlihat dalam versi terjemahan. Dan aku merasa versi terjemahan elexmedia ini sudah sangat baik.

Plotnya cukup berlapis, seperti cerita dalam cerita, tapi masih cukup ringan bagi pembaca berusia middle grade. Endingnya juga dieksekusi dengan baik. Khas buku berserie, “selesai” tapi juga menyisakan rasa penasaran untuk buku berikutnya. Untung, buku ke-2 juga sudah di tangan. Jadi bisa langsung lanjut deh 😆.

Anyway, buku ini sangat direkomendasikan buat siapa saja, baik penggemar buku-buku middle grade atau bukan. 4,5 🌟