Tag

, ,


Blurb :

Saat jam antik di restoran bernama Hanggareksa berdentang dua belas kali, satu per satu dari mereka yang sedang menyantap makanan tersungkur dan meregang nyawa. Sandi yang baru beberapa menit masuk di restoran itu, segera berlari ke luar untuk mencari bantuan. Namun, saat dia menoleh ke belakang, yang dia dapati hanya restoran sepi yang terpampang tulisan “TUTUP”.

Sepulang mengantar pesanan untuk restoran itu, Lukman sering dihantui sesosok perempuan tua berwajah beringas saat mengendarai mobil tua milik bosnya. Beberapa kali sosok itu menjadi penyebab kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya.

Baru beberapa hari bekerja di restoran itu, kesehatan Nova menurun. Dia sering pingsan, juga tak sadarkan diri. Dia pun sering mengalami kerasukan. Terparah, dia ingin mengakhiri hidupnya dengan loncat dari ketinggian.

Baik Sandi, Lukman, maupun Nova, ketiganya punya kisah yang sama; mengalami nasib buruk saat bersinggungan dengan Hanggareksa, restoran dengan bangunan peninggalan zaman Belanda.

Apa sebenarnya yang tersembunyi di sana?
Apakah ketiga kisah itu saling berkaitan?

Kamu bisa membuktikannya sendiri; masuk dan perhatikan sekitar, kamu akan temukan jawabannya.

Keterangan Buku

Judul : Midnight Reataurant

Penulis : Daniel Ahmad

Editor : Sulung S. Hanum & Ry Azzura

Penata Letak : Putra Julianto & Gita Ramayudha

Desainer Sampul : Agung Nurnugroho

ISBN : 9789797809409

Penerbit : Gagasmedia

Tahun terbit : 2019 (cet. 1)

Format : vi + 306 halaman Bookpaper

Harga : Rp. 88.000,-

My Opinion

“Dalam gelap, muncul sesuatu berwarna putih. Makin lama makin jelas menampakkan kepala manusia yang terbungkus kain putih. Sosok yang berdiri di bawah lampu dapur itu melotot kepadaku, dengan wajahnya yang hitam legam, matanya yang merah padam, seperti sedang menyapa sahabat barunya di rumah ini.”, ~ (hal. 31-32)

Ada satu sub genre fiksi horor yang saya sukai, yaitu occultisme. Sayangnya beberapa novel atau film bertema occult yang pernah saya baca/dengar premisnya hampir template semua. Jadinya saya tak berminat melanjutkan sampai akhir 🙈.

Novel Midnight Restaurant yang baru saya baca ini juga menyinggung occultisme. Tapi di luar prediksi saya, kisah dalam novel ini beda banget dengan cerita-cerita pemujaan setan yang template itu. Saya menyukai hampir semua elemen dalam novel ini. Jadinya saya cuma butuh waktu semalam untuk menyelesaikan novel mencekam ini.

My Review

Story : 4.5 ⭐

“Ada banyak warung di jalan Kalimaya, tapi jangan pernah makan di restoran sebelah rumah ya, Mas. Masakannya nggak enak”, ~ (h. 26)

Sandi sangat beruntung mendapatkan kontrakan bagus dengan harga murah. Tapi hal-hal mengerikan terus dialami Sandi, diawali dengan insiden di Hanggareksa, restoran di samping kontrakannya.

*

Nova adalah gadis ceroboh yang sering dibully di kampusnya. Sejak bekerja di Hanggareksa, yang semua pegawai dan pemiliknya perempuan, Nova merasa menemukan keluarga baru. Tapi kemudian Nova mulai melihat penampakan-penampakan tak masuk akal yang mengganggu kesadaran dan kesehatannya.

*

Lukman adalah seorang single parents yang akan melakukan apapun untuk putri kecilnya. Ia bekerja sebagai kurir yang mengantar pesanan ke Restoran-Restoran, termasuk Hanggareksa. Suatu hari, Lukman menemukan sesuatu yang menjijikkan di gudang Hanggareksa. Sejak itu sering terjadi peristiwa mistis yang mengancam keselamatan Lukman dan anaknya.

*

Saat menghadiri seminar di Jakarta, Rama menumpang di kontrakan temannya, karena panitia seminar hanya menyediakan ruang kelas sebagai akomodasinya. Malam pertama di rumah itu, Rama sudah harus berurusan dengan kemunculan “pocong” di dapur rumah kontrakan.

*

Sekilas, kisah ke-4 orang ini seperti tak berhubungan. Benang merahnya hanya satu, yaitu Restoran Hanggareksa. Saya suka bagaimana penulis berhasil menentukan timing kapan ke-4 karakter utama ini bertemu. Ke-4nya punya kisah yang saling terhubung, dan penulisnya dengan sangat cerdas membuat saya gak sabaran pengen loncat ke adegan berikutnya, tapi juga nggak mau ketinggalan satu detail pun di bagian yang sedang saya baca.

Characthers & Plot : 4 ⭐

Novel ini diceritakan dengan sudut pandang orang pertama dari ke-4 tokoh sentralnya. Setiap karakter bercerita dengan gaya berbeda, sesuai dengan kepribadiannya : Sandy yang cuek, Nova yang kikuk, Pak Lukman yang dewasa serta Rama yang penuh rasa ingin tahu. Ke-4nya juga mendapat jatah masing-masing untuk memecahkan misteri-misteri yang twisted. Saya suka banget penceritaan seperti ini 😊

Ada banyak sub-plot yang membuat ceritanya nggak monoton. Seperti kisah Rama dengan Samson, teman sejawatnya yang ajaib mampu mencairkan suasana mencekam dengan komedi yang cukup menyegarkan. Ada juga kisah Sandi-Sabrina yang sepertinya lebih dari sekedar sahabat. Atau kisah tentang BQ (baca Baiq), teman kerja Nova yang memiliki indra ke enam. Sub story dari masing-masing tokoh ini nggak cuma jadi pelengkap, tapi mempengaruhi konflik utamanya. Hebat!

Dengan banyaknya sub plot di novel ini, tentu saja karakter-karakter di dalamnya juga tidak sedikit. Setiap karakter dimanfaatkan penulis untuk menguatkan ceritanya, tak ada yang mubazir.

“Kadang bisikan itu justru menyelamatkanku dari bahaya. Memperingatkanku saat ada orang jahat. Aku merasa dikutuk dan diberkati di saat yang bersamaan”, ~ (hal. 80)

Terror Meter : 5 ⭐

Adegan horornya jangan ditanya deh 🙀🙀. Saya sarankan kalian jangan baca kalau lagi sendirian malam-malam. Takutnya kebawa mimpi 😸.

Tapi kita tak sekedar ditakut-takuti dengan kemunculan hantu-hantu yang menyeramkan itu. Ada misteri yang harus dipecahkan.

Ending : 3.5 ⭐

Penulis mengakhiri kisahnya dengan netral. Misteri-misterinya terpecahkan semua. Dan tidak seperti novel horror kebanyakan yang biasanya suka ngegantung, penulisnya dengan baik hati juga menggambarkan keadaan masing-masing karakternya setelah peristiwa “itu”. Ada juga epilog yang (masih) memberikan kejutan 😸.

Sepertinya novel ini merupakan bagian dari series/universe yang diciptakan penulis. Karena ada satu tokoh “tamu” yang menyiratkan hal itu. Wah, kalau benar demikian, saya nggak sabar ingin membaca kisah lainnya di semesta ini.

Packaging & Editing : 3 ⭐

Seperti terbitan gagasmedia lainnya, sampul dan lay out isinya sangat menarik. Ukuran font dan spasinya juga pas buat saya. Hanya saja saya nemu cukup banyak typo yang cukup ganggu. Saya adalah orang yang kurang jeli untuk hal-hal teknis seperti ini. Tapi sempat ketangkep beberapa kali. Semoga di cetakan selanjutnya bisabaiki 🙏

FINAL RATING : 4 ⭐ (Recommended)