Blurb
Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata yang penuh tikus. Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus.
Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun, diam-diam ada juga yang karirnya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar menggelegar.
Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi.
Akankah mereka bertahan di dunia yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti?
Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Korea Utara agar kita bisa memutuskan apakah besok libur atau kerja dan berkarya.
Buku kedua dari serial novel “KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS.”
——-
“Tak apa rasa lelah hingga ke tulang.
Untuk tempat yang kita sebut pulang.
Hidup ini memang soal tualang.
Bukan soal siapa kalah siapa menang.”
Keteranngan Buku
Judul : Kami (Bukan) Jongos Berdasi
Penulis : J.S. Khairen
Editor : MB Winata
Penyelaras Aksara : Sein Arlo
Penata Letak : Nunu
Penyelaras Tata Letak : Bayu N. L.
Desainer Sampul : @arcahyadi
Penyelaras Desain Sampul : Raden Monic
ISBN : 9786022202882
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun terbit : 2019 (cet. 1)
Format : vi + 414 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 99.000,-
The Story
“Ini kehidupan nyata, bukan kisah fiksi ketika pahlawan pasti bisa mengalahkan penjahat. Bukan kisah inspiratif kerja keras yang selalu digaung-gaungkan motivator. Bukan rumus sederhana bahwa sukses adalah jalan lurus. Bukan kata-kata penyemangat daei orang yang telah dahulu memulai, bahwa segala sesuatu yang betul-betul kita inginkan akan dapat tercapai jika kita berjuang tak kenal lelah. Itu semua, tak benar-benar berlaku bagi kelompok Ogi”, ~ (hal. 384)
Ya, sekuel dari novel “Kami (Bukan) Sarjana Kertas” ini memang menceritakan kehidupan anggota kelompok Ogi pasca keluar dari kampus UDEL. Yang sudah membaca novel pertamanya pasti masih ingat dengan apa saja yang dihadapi ke-enam mahasiswa “buangan” ini saat masih berstatus sebagai mahasiswa UDEL. Yang belum baca buku pertamanya tetap masih bias mengikuti kisah mereka kok. Tapi dijamin kamu bakal penasaran banget tentang apa yang terjadi di buku pertamanya. Contohnya saya sendiri yang langsung membaca petualangan Ogi dan kawan-kawan di buku ini. Tetap bias masuk ke ceritanya. Tapi saya penasaran banget sama insiden-insiden di prekuel yang banyak disinggung di buku ini. Seperi peristiwa seisap dua isap itu, insiden Ogi, Kampus UDEL vs Dosen Sugiono dan lain-lain.
Berikut garis besar cerita mereka :
- Sania, yang tak kerasan di tempat kerja pertamanya, dipecat di tempat kerja ke dua dan harus merelakan impiannya menjadi seorang penyanyi terkenal. Tapi berbagai peristiwa ini membawanya pada pemahaman baru dan kesempatan-kesempatan yang lebih luas. Sebagai tokoh yang pertama kali di perkenankan, Sania paling terasa perkembangan karakternya.
- Juwisa, Si Ubin Mesjid yang gigih banget memperjuangkan impiannya untuk kuliah S2 ke luar negeri. Jatuh bangun ia tetap bertahan. Sampai sebuah tragedi benar-benar membuatnya menyerah.
- Lira, Mantan dosen Ogi cs sekaligus putri dari dari pemilik Kampus UDEL. Penutupan kampus UDEL menimbulkan masalah besar dalam keluarga Lira. Ia juga masih harus mengalami dilema tentang mimpi-mimpinya.
- Randi, yang mengawali karirnya sebagai wartawan penulis berita clickbait. Meskipun nasibnya terbilang mujur dalam karir, tapi ia selalu bermasalah dalam percintaan.
- Gala, pewaris dari seorang konglomerat. Gala harus menyesuaikan impiannya sendiri dengan tanggung jawabnya sebagai penerus keluarga.
- Arko, sudah melanglang buana ke berbgai benua sebagai fotografer lepas. Tapi skripsiya belum selesai, padahal kampus UDEL belum ditutup. Ia juga masih belum bisa “membantu” keluarganya.
- Ogi, mahasiswa UDEL yang DO tapi sekarang sukses di Silicon Valley. Ogi punya mimpi yang lebih besar yang akan berhubungan dengan teman-temannya.
My Review
Membaca babak demi babak dalam novel ini seperti berkaca pada kehidupan sendiri. Semua aspek kehidupan yang dibahas bener-bener relate dengan yang kita alamin : kerja keras bagai kuda tapi atasan masih seenaknya, desak-desakan di kereta, pengen penjajakan (baca pacaran) untuk persiapan menuju hubungan yang serius-tapi gagal melulu, belum bisa kasih duit ke orang tua, baper-baperan dll. Aduh… pokoknya senyum-senyum sendiri (bahkan ngakak) baca novel ini. Tapi pada bagian tertentu, saya juga harus menguatkan diri biar gak ikut nangis.
Meskipun tokoh utamanya banyak, tapi porsi cerita untuk masing-masingnya cukup adil. Memang ada beberapa tokoh yang perannya lebih banyak, tapi itu masuk akal karena konflik yang dihadapinya juga lebih rumit.
Hal yang paling saya suka dari novel ini adalah gaya berceritanya yang ajigjaww. Kadang-kadang sarkas, tapi lebih banyak bijaknya. Banyak banget kutipan-kutipan yang nngena banget di sepanjang buku- di luar kutipan khusus di perbatasan antar bab. Novel saya jadi warna-warni, soalnya tiap nemu kutipan bagus saya tandain pakai stabile. Masalahnya hamper di tiap halaman ada :D. Selain itu penulis juga suka menggunakan kata-kata yang kurang popular, yang justru bikin ceritanya jadi lebih hidup. Misalnya kantau, ajigjaww dll.
Sayangnya saya masih nemu salah ketik di beberapa halaman (Paling parah salah ketik nama sih). Misalnya di halaman 131, ada beberapa kali “Mbak Agnes” ditulis “Mbak Lina”. Padahal konteksnya ini Si Sania lagi ngomong sama staff HRD bernama Mbak Agnes. Sementara Lina adalah rekan kerja Sania yang tidak ada dalam kejadian ini (dan tidak pernah dipanggil mbak juga ). Tapi itu aja kok, editing lainnya udah smooth banget. Semoga bisa diperbaiki pada cetakan berikutnya.
Overall saya sangat menyukai novel ini dan saya pasti akan rekomendasikan ke siapa saja. 4 Bintang dari saya untuk keseluruhannya.
Intermezzo
Mungkin karena sebelumnya keseringan membaca novel romance, saya jadi suka menebak-nebak tokoh ini bakal jadian sama siapa. Penulisnya juga usil banget nampilin adegan yang bikin saya menduga-duga. Yang paling menarik itu emang kisah asmaranya si Randi. Dan saya dikasih epilog yang nampilin satu babak kehidupan Randi setelah menikah dan punya anak. Tapi tetap tidak disebutkan siapa istrinya. Penasaran banget XD. Sebenarnya, saya bisa menebak siapa perempuan itu dari nama anaknya. Tapi ada narasi lain yang menggambarkan wanita satunya. Bingung kan! Dasar aku, malah ginian yang dibahas.
Ini bonus satu kutipan lagi buat kalian