• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Daily Archives: Januari 10, 2020

[Book Review] 022 – Lokalpcy

10 Jumat Jan 2020

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

022, lokalpcy, novel romance, penerbit clover, review novel


“Nggak ada yang bener-bener tahu gimana caranya jadi dewasa, Ye. Masing-masing orang punya cara sendiri.”, ~ (hal. 81)

APA YANG MENANDAKAN KEDEWASAAN SESEORANG?

Menurut Faiq–vokalis band indie “Anchorbolt”, kalau kamu sudah pernah nonton film porno, kamu sudah bisa disebut dewasa 😁

Tapi novel ini bukan tentang Faiq, ini adalah kisah tentang Cakrawala (aka Ceye) dan Ladinia yang harus mempertanyakan kembali kedewasaan mereka saat berhadapan pada satu masalah –cinta. Simak dulu blurbnya ⏬⏬

Cakrawala. Dia diartikan sebagai lengkung langit tempat bintang-bintang bersandar.

Ladinia. Dia adalah bintang paling terang yang pernah bersandar pada cakrawala.

Cakrawala, drummer dari band indie Anchorbolt pertama kali bertemu Ladinia, reporter dari media musik bernama StageSnap, di belakang panggung saat gegap gempita reda. Meninggalkan kesan, tapi tak seberapa.

Lalu, Bandung mempertemukan sang drummer dan sang reporter dalam setiap gigs, menjadi penanda dimulainya tukar cerita tentang skema musik hingga idealisme hidup. Cerita demi cerita terekam di seluruh sudut kota kembang, menambah satu lagi hal manis yang bisa diingat dari kota berkode telepon 022. Semua tempat baik-baik saja, hingga salah satunya jatuh cinta dan salah satunya enggan percaya.

First impression saya setelah membaca novel ini. Pace ceritanya agak lambat, tapi tidak membosankan. Saya langsung tertarik untuk mengetahui cerita tentang Cakrawala alias Ceye sejak awal. Biasanya saya butuh beberapa part dulu untuk mengenal sebuah karakter dan menyukainya. Tapi khusus untuk Ceye ini, saya nggak pengen tahu dulu latar belakang dia kayak gimana. Saya cuma penasaran, what next? πŸ™ˆπŸ˜. Dan memang perjalanan Ceye berikutnya ini seru. Saya senyum-senyum sendiri saat dia pura-pura seolah bertemu secara kebetulan dengan Ladin. Padahal mah 😁😁

“Sesuatu yang berharga bukan datang secara kebetulan, tapi karena dipertahankan, diperjuangkan danl ada yang dikorbankan.”, ~ (hal. 79)

Ladin adalah cewek supel yang menyenangkan. Ia selalu berusaha “being nice” pada siapa saja tanpa mengharapkan balasan. Atau lebih tepatnya, ia tak mau berharap lebih karena takut dengan ekspektasinya sendiri. Melihat Ceye yang baik banget sama dia membuat Ladin takut dan mempertanyakan apa motivasi laki-laki itu. Ladin tidak buta, ia hanya insecure.

Ceye pernah gagal mempertahankan hubungannya. Hal ini membuatnya ragu untuk memulai yang baru. Selama ini ia mengandalkan hidupnya pada kebetulan. Siklus hidupnya yaitu mencari dan berharap, santai dan menikmati hidul, kemudian mencari dan berharap lagi. Lalu Ladin masuk ke circle-nya.

Sekilas, premis cerita 022 terasa sudah terlalu umum ya. Tapi tokoh-tokoh di novel begitu “hidup”. Tanpa penjelasan yang repetitif tentang deskripsi dan kepribadian mereka. Kita sudah dibikin akrab dengan Ceye, Ladin, Tara, Wira, Sean, Faiq, dll. Latar kota Bandungnya yang romantis dieksplore dengan cukup baik. Poin tambahan tentang kehidupan musisi di sana yang jadi profesi tokoh-tokohnya.

Saya suka dengan ritme ceritanya yang sebenarnya lambat banget. Tapi itu justru bikin sisi realistisnya lebih nonjol. Saya ikut terbawa dengan perjuangan Ceye mendekati Ladin sampai akhirnya “nembak” setelah hampir setahun. Dari yang awalnya cuman kebetulan –> penasaran –> kebetulan disertai sedikit usaha –> usaha –> usaha terang-terangan 😁. Seru deh pokoknya.

Sayangnya saya merasa percakapan mereka kayak kurang menggambarkan Bandung sih πŸ™ˆ. Dialeknya full anak tongkrongan gitu. Kalau gak sebutin latarnya di Bandung, saya bisa aja menebak cerita ini bisa terjadi di mana saja. Mungkin kalau ada salah satu tokoh (figuran juga gak papa) yang pakai dialek sunda bakal lebih terasa “022”-nya.

But, overall is ok. Recommended
My Rating : 3 ⭐
Romance : 3 ❀

Keterangan Buku


Judul : 022
Penulis : Lokalpcy
Editor : Adelina Ayu Lestari

Editor Supervisi : Risma Megawati
Proofreader : Shafira Amanita
Desainer Sampul : Yulianti
ISBN : 9786024806767
Penerbit : Penerbit Clover (Imprint Penerbit M&C)
Tahun terbit : 2019
Format : 436 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 99.000,-


[Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari

10 Jumat Jan 2020

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Elex media komputindo, memoar marla, novel misteri, review novel


“Jika masa SMA bisa berjalan damai dan tentram tanpa persaingan status sosial dan segala omong kosong yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran, mungkin Marla tidak akan—“, ~ (hal. 14)

Di tahun terakhir Claudia di SMA–tepatnya di malam prom night, seorang siswi ditemukan tewas karena bunuh diri di toilet gymnasium. Membayangkan ada orang bunuh diri saja sudah membuatmu merinding, apalagi kalau kamu mengenalnya–temanmu πŸ˜ΏπŸ™€πŸ™€

“Semua Ini Salahmu”

Lima tahun berlalu, orang-orang mulai melanjutkan hidupnya, mengejar cita-cita. Claudia yang masih berusaha melupakan peristiwa itu tiba-tiba menerima surat kaleng yang mengingatkannya kembali pada Marla. Siapa yang mengirimkan surat itu? Apa Claudia memang ada hubungannya dengan kejadian itu?

First impression saya saat membaca buku ini adalah : pengen kecepatan baca secepat The Flash πŸ™ˆ, supaya segera dapat jawabannya bagaimana persisnya kejadian lima tahun lalu itu. Saya juga penasaran sekali tentang alasan Marla bunuh diri.

Selain itu saya takjub dengan lay out isinya yang seperti kertas-kertas surat vintage gitu ☺😍. Selama tiga hari ke depan saya akan mengulas novel keren ini.

“Banyak orang bilang padaku tidak ada lelaki dan perempuan yang dapat berteman tanpa ada benih-benih cinta, dan aku biasanya membalas kalau semua itu omong kosong”, ~ (hal.36)

Jujur saja saya sedikit terdistraksi dengan cinta segitiga antara Kenzo-Marla-Alva ini πŸ™ˆ, tapi dalam artian positif. Walau udah bisa menebak siapa yang bakal dipilih Claudia, eksekusinya tetap manis.

Yang tak bisa saya perkirakan adalah kebenaran dibalik “teror” yang diterima Claudia. Saya merasa ditipu habis-habisan. Karena jujur saja, “dia” tak masuk dalam daftar tersangka versi saya. Yang paling suka adalah, plot twistnya itu terasa masuk akal. Maksudnya gini, sepanjang buku saya sama sekali tidak menyadari clue yang ngarah ke sana. Tapi ketika kartunya dibuka, semuanya make sense. Penjelasannya bisa saya terima. ☺

Oh iya, dulu saya sempat bilang bahwa novel ini agak ngingetin saya novel “13 Reason Why”, dan emang ada beberapa karakter yang terasa agak mirip (seperti Samuel, Jessica dan Anggita). Tapi ya sebatas itu saja. Plot, alur, konfliknya benar-benar berbeda. Dan saya lebih menikmati membaca Memoar Marla ini. Bagi saya, 13 Reason Why terlalu Gloomy dan depresif dan Memoar Marla ini lebih berwarna (dan saya suka plot twistnya)

“Orang-orang mengatakan padaku untuk berhenti memikirkan itu, berhenti menyalahkan diri sendiri, aku harus melupakan semua itu dan berjalan maju dengan hidupku. Tetapi itu dia masalahnya. Aku dapat berjalan maju, aku masih hidup, sementara Marla tidak”, ~ (hal. 14)

Curiousity kill the cat. Kalau Claudia melaporkan surat-surat kaleng itu ke polisi sejak awal, dirinya tak akan terseret bahaya. Tapi Claudia penasaran dengan pengirimnya. Ia bahkan berkomunikasi dengan si peneror seolah itu benar-benar Marla. Atau mungkin saja Claudia merasa ia “pantas” mendapatkannya. Ups, hampir spoiler. Tapi memang di beberapa bagian saya sempat curiga pada Claudia 😁. Saya juga sempat meragukan reliabilitasnya sebagai narator, apalagi dia pernah konsultasi ke psikiater juga kan πŸ™ˆ

Intinya, saya mau bilang kalau penulis jago banget bikin alur yang penuh teka-teki.

Saya juga suka dengan bagaimana penulis menggambarkan karakter-karakternya. Alva, misalnya, saya bisa langsung menebak kalau itu adalah dia dari dialognya saja. Kredit juga buat sang editor yang udah bikin novel ini jadi smooth banget. (Mungkin saya kurang teliti, tapi kayaknya saya gak nemu typo deh).

Namun kalau harus mencari kekurangan dari novel ini, saya merasa peran Ayah Claudia seolah nggak ada. Beliau cuma disebut sesekali πŸ™ˆ. Terus saya juga agak terganggu dengan kata “personality” yang sempat beberapa kali direpetisi dalam paragraf yang berdekatan.

Tapi secara keseluruhan, novel ini keren dan recommended banget.

My Rating : 4.5/5 ⭐
Puzzle Level : 4/5 πŸ—

Keterangan Buku
Judul : Memoar Marla, Surat-Surat dari Perempuan yang Sudah Matu
Penulis : Safira Hapsari
Editor : Dion Sagirang
Penata Letak : Debora Melina
Desainer Sampul : Sukutangan
ISBN : 9786230009334
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2019
Format : 395 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 90.000,-

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 1.897 pelanggan lain

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Review] 39 Langkah – John Buchan
  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia

Jejak Tertinggal

bugot pada Dalam Cengkeraman Iblis
bugot pada [Book Review] Jurnal Risa…
pirnadari59@gmail.co… pada [Book Review] Jurnal Risa…
Pirna pada [Book Review] Jurnal Risa…
oiri pada Dalam Cengkeraman Iblis
Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
(Resensi): BUNIAN, Musnahnya Sebuah Peradaban
(Resensi) Rahasia Kaum Falasha
Skandal di Pondok Songka
[Review] Rooftop Buddies

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Twit oleh harovansi

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Januari 2020
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Nov   Mar »

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 100 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...