Blurb
Ini adalah cerita tentang Adelardian Muda Gautama, seorang creative director yang menganggap profesionalitad adalah segala-segalanya. Semua yang ia lakukan hatus terbidik sempurna, presisi dan tanpa cacat.
Lalu Erisha Annora datang bagaikan noise kamera yang memudarkan bidikan lensa sehingga Adelardian kehilangan profesionalitasnya.
Dalam waktu singkat, Erisha menghapus adikuasa Adelardian sembari menawarkan perasaan. Meski benar secara logika, JATUH CINTA PADA ERISHA SANGAT TIDAK BERETIKA.
Alasannya sederhana: Erisha sudah punya pasangan.
Keterangan Buku
Judul : 35 Mm
Penulis : Lokalpcy
Editor : Adelina Ayu Lestari
Editor Supervisi : Risma Megawati
Proofreader : Shafira Amanita
Tata Letak : Maulida Rahmawati
Desainer Sampul & Grfis : Yulianti
ISBN : 97862300899
Penerbit : Penerbit Clover (Imprint Penerbit M&C)
Tahun terbit : 2020 (cet. 1)
Format : v+ 297 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 79.000,-
My Review
“Berjalan bersisian dengan cewek itu terasa aneh, entah aneh yang bagaimana.”,~ (hal. 34)
Menurutmu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai perasaan cinta itu muncul? Ini adalah novel ke-2 penulis yang saya baca dan sama seperti buku pertamanya, sang tokoh utama butuh waktu cukup lama untuk saling menyadari perasaan mereka. Saya selalu suka cerita kayak gini. Bukannya saya anti sama konsep “love at first sight” sih. Cuma di kehidupan nyata, kayaknya itu mustahil (tertarik fisik mungkin iya). Makanya kisah-kisah yang ditulis lokalpcy ini terasa lebih realistik.
Di tahun ke-3 kuliahnya, Ale membentuk “Lensproject” bersama ke-3 temannya. Lensproject tadinya cuma wadah yang menampung hobi fotografi mereka. Tapi ternyata agensi kreatif mereka disambut baik dan sudah bekerja sama dengan beberapa brand. (Ya gimana nggak bagus, si Ale ini perfeksionis banget kalau udah nyangkut soal kamera). Lalu suatu hari mereka bekerja sama dengan Freudey, sebuah brand clothing lokal baru di Bandung.
Gendhis selaku owner Freudey menyiapkan talent sendiri untuk video promosi brandnya. Jujur saja, tadinya saya pikir Gendhis ini yang bakal jadi lead (saya gak baca blurbnya dulu soalnya π). Sampai kemudian muncul sosok model yang disiapkan Gendhis untuk kerja sama dengan Lensproject. Ya, bener banget, cewek itu Erisha. Pertemuan pertama Erisha dan Ale biasa-biasa saja, layaknya rekan kerja. Pertemuan ke-2 mereka mulai nggak baik. Erisha yang ceria dan moodbuster sering kesal dengan tingkah Ale yang bossy dan intolerant.
Kayak lagu Shanty, “tak tahu di manakah awalnya, rasa ini tumbuh dengan tulus…”, tahu-tahu aja Ale merasa ada yang aneh, entah aneh yang bagaimana (cek kutipan di awal post π).
Overall, emang se-“sederhana” itu kisahnya. Bisa kamu tuntaskan dalam sekali duduk, tapi tak akan mampu kulupakan sampai beberapa waktu kemudian. Tulisan penulis ini memang membius dengan kesederhanaannya itu. Tanpa kata-kata melow, narasi yang dibawakan penulis membuat perasaan saya ikut campur aduk mengikuti mood Ale π. Bahasa yang dipakai juga rapi banget. Salut deh sama team editing dari Penerbit Clover yang benar-benar serius menerbitkan buku yang diangkat dari Wattpad ini. Bukannya apa-apa, pernah beberapa kali sih nemu buki dari wattpad yang editingnya kayak asal jadi gitu π.
Walaupun sederhana, bukan berarti ceritanya dangkal ya. Konfliknya juga klimaks kok dan family issue yang disisipkan berperan penting juga ke cerita. Ritme ceritanya agak nyantai, tapi tahu-tapi udah sampai ke bagian “itu” aja π.
Satu lagi yang saya suka dari karya penulis adalah profesi tokoh-tokohnya yang dieksplore banget. Jika dalam novel 022–karya penulis sebelumnya–yang diangkat adalah dunia musik serta gigs-gigsnya di Bandung, dalam “35 Mm”, kita diajak memasuki agensi kreatif yang berhubungan dengan kamera. Bagaimana lensproject menghasilkan satu video promo itu digambarkan dengan detail banget. Banyak juga istilah-istilah fotografi yang baru saya tahu dari novel ini βΊοΈ. (Sekarang sudah paham kan kenapa judul novelnya 35 mm?)
Gara-gara Ale, saya jadi pengen bikin kamera lubang jarum juga π, dulu pernah bahas ini di SMP kalo gak salah π. Omong-omong soal Ale, dia juga muncul di novel 022 loh, jadi novel-novel lokalpcy ini saling berhubungan (walau bisa dibaca secara terpisah).
Di novel sebelumnya, saya sempat protes karena hampir gak ada dialog tokoh-tokohnya yang menggambarkan Bandung ππ. Nah, di novel ini sudah ada loh dan gambaran Bandungnya lebih terasa.Kamera lubang jarum dari botol rokok
Kesimpulannya, novel ini goodreading dan recommended.
My Rating : 3.5/5 π
Kadar Romansa : 4/5 β₯οΈ
Sensualitas : 2/5 π (tak ada adegan eksplisit. Aman dibaca remaja berusia mulai 15 tahun)
Kutipan-kutipan keren lainnya yang saya temukan di novel ini :
“Ya lo enak ganteng, nggak usah ngapa-ngapain. Gue? Harus mulai duluan kalau mau dilirik cewek. Nah, salah satunya ngegombal kayak tadi”, ~ (hal. 27)
“Well, I dress nicely for myself, Do. Tapi oke, aku bakal dandan cantik nanti.”, ~ (hal. 138)