• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: bukune

[Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati

22 Rabu Apr 2020

Posted by bugot in review

≈ 3 Komentar

Tag

bukune, horor, jurnal risa, review, review jurnal risa, review novel, risa saraswati


Blurb

Teruntuk saudara-saudaraku di Jurnal Risa;
Saat ini akhirnya datang, kesempatan untuk menceritakan kisah kita bersama. Hal ini harus kulakukan karena aku memang tak sanggup bila sendirian, menghadapi segalanya seolah aku ini sang pemberani.

Tanpa kalian, Jurnal Risa hanya akan jadi sebuah nama dan tak mungkin bisa berdiri sekuat ini. Dalam buku ini, aku ingin mengajak kita semua bernostalgia, tentang hal-hal gila yang pernah terjadi di masa kecil kita dahulu.

Teruntuk para pembaca kesayanganku;
Ini adalah cerita kami kecil, di musim libur sekolah yang menyenangkan. Ketika aku, A Angga, Nicko, Kakang, dan Riri untuk kali pertama berterus terang dan bertualang dengan β€˜kemampuan’ kami.

Tidak pernah sedikit pun terpikir, ini adalah sebuah awal yang perlahan membentuk karakter kami. Sekumpulan penakut yang mau tak mau menjadi berani karena tak bisa menutup mata dan telinga dari teror mereka.

Risa Saraswatiβ€”

Keterangan Buku

Judul : Jurnal Risa; Teror Liburan Sekolah

Penulis : Risa Saraswati

Editor : Syafial dan Sein Arlo

Penyaras Aksara : MB Winata

Penata Letak : Nunu

Penyelaras Tata Letak : Bayu N. L.

Ilustrasi Isi dan Sampul : Ekorazaki

Penyelaras Desain Sampul : Raden Minic

ISBN : 9786022203537

Penerbit : Bukune

Tahun terbit : Januari 2020 (cet. 1)

Format : x + 186 halaman Bookpaper

Harga : Rp. 79.000,-

My Review

Hayo, siapa yang suka menonton chanel Jurnal Risa youtube? Tentunya teman-teman sudah akrab banget dengan Teh Risa beserta saudara-saudaranya itu kan? Ada Aa Angga yang dewasa dan busa memimpin sepupu-sepupunya; Abimanyu (alias Kakang) yang “edan”; Nicko yang nekat banget; Riri yang penakut tapi perhatian dan tentu saja Teh Risa Saraswati sendiri.

Novel ini menceritakan pengalaman pertama mereka bersinggungan dengan mahluk gaib. Tepatnya saat mereka masih remaja. Seperti kita ketahui, Teh Risa memiliki keistimewaan sejak kecil. Berkat kelebihannya itu, Teh Risa busa bersahabat dengan 5 hantu Belanda. Tapi sedekat apapun hubungan mereka, persahabatan dua dunia itu tetap menyimpan bahaya. Karena itu, Teh Risa dipindahkan ke rumah kakeknya dari pihak Ayah yang juga memiliki kemampuan seperti Teh Risa. Kakek Teh Risa sangat sakti, ia berhasil membentengi rumahnya dari kehadiran mahluk halus.

Sayangnya, Teh Risa merasa kesepian di rumah itu. Ia sangat merindukan Peter cs. Salah satu waktu yang sangat ditunggu-tunggu Teh Risa adalah liburan sekolah. Soalnya, Riri-adik Teh Risa dan sepupu-sepupunya yang lain akan menghabiskan waktu di sana. Kali ini yang datang hanya Riri, Aa Angga, Kakang dan Nicko.

Awalnya mereka iseng-iseng saja saat mencoba memanggil Peter cs di sebuah sekolah yang agak serem. Namun Peter cs tidak datang dan yang lebih parah mereka mengundang sesuatu yang lain. Sejak saat itu liburan mereka tak lagi sama. Hantu-hanti itu bahkan berani datang ke rumah kakek yang seharusnya punya penghalang untuk mereka. Sebenarnya mereka bisa minta tolong kakek untuk menyelesaikan masalah ini. Sayangnya mereka lebih takut pada kemarahan kakek dibandingkan teror mahluk halus 😁😁. Dari awal kakek memang sudah mewanti-wanti untuk gak main-main sama dunia lain soalnya. Tapi namanya anak-anak, semakin dilarang semakin dikerjain.

“Kami hanya terlalu takut, dan terlalu malu …”, ~ (hal. 151)

Mengapa perempuan bergaun putih dengan lidah menjulur panjang itu mengganggu mereka? Siapa pula hantu laki-laki bernama Mamat itu?

Sesuai dengan tokoh-tokohnya, novel ini memang cocok dibaca pembaca remaja. Namun tetap menarik untuk diikuti pembaca dewasa, terutama penonton setia chanel youtubenya.

Adegan seram cukup bikin bergidik, seperti nyasar di kuburan malam-malam, bola yang tiba-tiba jadi kepala manusia dan lain-lain πŸ˜–. Aku juga suka bagaimana interaksi ke-5 sepupu ini. Bagi yang penasaran sama sosok Teh risa, Aa Angga, Riri, Kakang dan Nicko saat SMP buku ini recommended banget. Memang ya, sebagian watak kita itu bertahan sejak kecil sampai dewasa 😁.

Novel ini disertai ilustrasi juga, waktu itu saya baca buku ini malam-malam di kamar sendirian. Auto kaget waktu ketemu halaman yang ada gambar hantunya. Novel ini nggak sekedar nakut-nakutin, ada pesan moral yang juga yang bisa dipetik.

Saya pribadi lebih suka novel Kak Risa yang kayak begini dibanding cerita tentang asal-usul Hantu seperti novel-novel beliau yang lain πŸ™ˆ. Tapi ini opini pribadiku sih.

Overal, novel i i recommended dan worrh reading.

My Rating : 3/5 🌟

Terror Meter : 4/5 πŸ‘»

[Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen

09 Sabtu Nov 2019

Posted by bugot in review

≈ 2 Komentar

Tag

bukune, js khairen, kami (bukan) jongos berdasi


kutipan jongos 3

Blurb

Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata yang penuh tikus. Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus.

Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun, diam-diam ada juga yang karirnya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar menggelegar.

Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi.

Akankah mereka bertahan di dunia yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti?

Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Korea Utara agar kita bisa memutuskan apakah besok libur atau kerja dan berkarya.

Buku kedua dari serial novel “KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS.”

——-

“Tak apa rasa lelah hingga ke tulang.
Untuk tempat yang kita sebut pulang.
Hidup ini memang soal tualang.
Bukan soal siapa kalah siapa menang.”

Keteranngan Buku

jongos coverJudul : Kami (Bukan) Jongos Berdasi

Penulis : J.S. Khairen

Editor : MB Winata

Penyelaras Aksara : Sein Arlo

Penata Letak : Nunu

Penyelaras Tata Letak : Bayu N. L.

Desainer Sampul : @arcahyadi

Penyelaras Desain Sampul : Raden Monic

ISBN : 9786022202882

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta

Tahun terbit : 2019 (cet. 1)

Format : vi + 414 halaman Bookpaper

Harga : Rp. 99.000,-

The Story

“Ini kehidupan nyata, bukan kisah fiksi ketika pahlawan pasti bisa mengalahkan penjahat. Bukan kisah inspiratif kerja keras yang selalu digaung-gaungkan motivator. Bukan rumus sederhana bahwa sukses adalah jalan lurus. Bukan kata-kata penyemangat daei orang yang telah dahulu memulai, bahwa segala sesuatu yang betul-betul kita inginkan akan dapat tercapai jika kita berjuang tak kenal lelah. Itu semua, tak benar-benar berlaku bagi kelompok Ogi”, ~ (hal. 384)

kutipan jongos 2

Ya, sekuel dari novel “Kami (Bukan) Sarjana Kertas” ini memang menceritakan kehidupan anggota kelompok Ogi pasca keluar dari kampus UDEL. Yang sudah membaca novel pertamanya pasti masih ingat dengan apa saja yang dihadapi ke-enam mahasiswa “buangan” ini saat masih berstatus sebagai mahasiswa UDEL. Yang belum baca buku pertamanya tetap masih bias mengikuti kisah mereka kok. Tapi dijamin kamu bakal penasaran banget tentang apa yang terjadi di buku pertamanya. Contohnya saya sendiri yang langsung membaca petualangan Ogi dan kawan-kawan di buku ini. Tetap bias masuk ke ceritanya. Tapi saya penasaran banget sama insiden-insiden di prekuel yang banyak disinggung di buku ini. Seperi peristiwa seisap dua isap itu, insiden Ogi, Kampus UDEL vs Dosen Sugiono dan lain-lain.

Berikut garis besar cerita mereka :

  • Sania, yang tak kerasan di tempat kerja pertamanya, dipecat di tempat kerja ke dua dan harus merelakan impiannya menjadi seorang penyanyi terkenal. Tapi berbagai peristiwa ini membawanya pada pemahaman baru dan kesempatan-kesempatan yang lebih luas. Sebagai tokoh yang pertama kali di perkenankan, Sania paling terasa perkembangan karakternya.
  • Juwisa, Si Ubin Mesjid yang gigih banget memperjuangkan impiannya untuk kuliah S2 ke luar negeri. Jatuh bangun ia tetap bertahan. Sampai sebuah tragedi benar-benar membuatnya menyerah.
  • Β Lira, Mantan dosen Ogi cs sekaligus putri dari dari pemilik Kampus UDEL. Penutupan kampus UDEL menimbulkan masalah besar dalam keluarga Lira. Ia juga masih harus mengalami dilema tentang mimpi-mimpinya.
  • Β Randi, yang mengawali karirnya sebagai wartawan penulis berita clickbait. Meskipun nasibnya terbilang mujur dalam karir, tapi ia selalu bermasalah dalam percintaan.
  • Β Gala, pewaris dari seorang konglomerat. Gala harus menyesuaikan impiannya sendiri dengan tanggung jawabnya sebagai penerus keluarga.
  • Β Arko, sudah melanglang buana ke berbgai benua sebagai fotografer lepas. Tapi skripsiya belum selesai, padahal kampus UDEL belum ditutup. Ia juga masih belum bisa “membantu” keluarganya.
  • Β Ogi, mahasiswa UDEL yang DO tapi sekarang sukses di Silicon Valley. Ogi punya mimpi yang lebih besar yang akan berhubungan dengan teman-temannya.

My Review

Membaca babak demi babak dalam novel ini seperti berkaca pada kehidupan sendiri. Semua aspek kehidupan yang dibahas bener-bener relate dengan yang kita alamin : kerja keras bagai kuda tapi atasan masih seenaknya, desak-desakan di kereta, pengen penjajakan (baca pacaran) untuk persiapan menuju hubungan yang serius-tapi gagal melulu, belum bisa kasih duit ke orang tua, baper-baperan dll. Aduh… pokoknya senyum-senyum sendiri (bahkan ngakak) baca novel ini. Tapi pada bagian tertentu, saya juga harus menguatkan diri biar gak ikut nangis.

jongos

Meskipun tokoh utamanya banyak, tapi porsi cerita untuk masing-masingnya cukup adil. Memang ada beberapa tokoh yang perannya lebih banyak, tapi itu masuk akal karena konflik yang dihadapinya juga lebih rumit.

Hal yang paling saya suka dari novel ini adalah gaya berceritanya yang ajigjaww. Kadang-kadang sarkas, tapi lebih banyak bijaknya. Banyak banget kutipan-kutipan yang nngena banget di sepanjang buku- di luar kutipan khusus di perbatasan antar bab. Novel saya jadi warna-warni, soalnya tiap nemu kutipan bagus saya tandain pakai stabile. Masalahnya hamper di tiap halaman ada :D. Selain itu penulis juga suka menggunakan kata-kata yang kurang popular, yang justru bikin ceritanya jadi lebih hidup. Misalnya kantau, ajigjaww dll.

Sayangnya saya masih nemu salah ketik di beberapa halaman (Paling parah salah ketik nama sih). Misalnya di halaman 131, ada beberapa kali “Mbak Agnes” ditulis “Mbak Lina”. Padahal konteksnya ini Si Sania lagi ngomong sama staff HRD bernama Mbak Agnes. Sementara Lina adalah rekan kerja Sania yang tidak ada dalam kejadian ini (dan tidak pernah dipanggil mbak juga ). Tapi itu aja kok, editing lainnya udah smooth banget. Semoga bisa diperbaiki pada cetakan berikutnya.

Overall saya sangat menyukai novel ini dan saya pasti akan rekomendasikan ke siapa saja. 4 Bintang dari saya untuk keseluruhannya.

Intermezzo

Mungkin karena sebelumnya keseringan membaca novel romance, saya jadi suka menebak-nebak tokoh ini bakal jadian sama siapa. Penulisnya juga usil banget nampilin adegan yang bikin saya menduga-duga. Yang paling menarik itu emang kisah asmaranya si Randi. Dan saya dikasih epilog yang nampilin satu babak kehidupan Randi setelah menikah dan punya anak. Tapi tetap tidak disebutkan siapa istrinya. Penasaran banget XD. Sebenarnya, saya bisa menebak siapa perempuan itu dari nama anaknya. Tapi ada narasi lain yang menggambarkan wanita satunya. Bingung kan! Dasar aku, malah ginian yang dibahas.

Ini bonus satu kutipan lagi buat kalian

kutipan jongos

 

[Book Review] Senjakala – Risa Saraswati

27 Jumat Sep 2019

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

bukune, horror, review, Risa SSaraswati, senjakala


 

untitled

“Senjakala adalah peralihan siang menuju malam, dan pada masa itu ‘mereka’ yang biasa kita sebut hantu punya energi lebih besar dari pada waktu-waktu lainnya dalam satu hari”, ~ (hal. vi)

Blurb

Senjakala.

Setiap orang punya perasaan yang berbeda tentang gurat merah yang menghiasi langit senja itu. Ada yang menganggapnya indah, tenang bahkan romantic–seperti yang sekarang kian popular disajakkan para penyair.

Namun, bagiku, Peter, Hans, Hendrick, William dan Janshen, saat itu artinya tidak boleh ke mana-mana. Kami akan berdiri di kamar dan aku bercerita tentang hal mengerikan apa yang bias muncul di waktu senja.

Anak-anak itu ketakutan.

Semakin besar rasa takut mereka, makin semangat aku bercerita. Kukumpulkan kisah-kisah paling menyeramkandari mahluk yang bermunculan pada jelang malam di buku ini.

Selamat menikmati senjakala, sisi lain dari indah gurat senja.

Keterangan Buku

SENJAKALAJudul : Senjakala

Penulis : Risa Saraswati
Editor : Maria M. Lubis
Penata Letak : Erina Puspitasari

Penyelaras Tata Letak :Bayu N. L

Ilustrasi Sampul : Anwita Citriya
Desainer Sampul : Raden Monic
ISBN : 9786022202943
Penerbit : Bukune
Tahun terbit : 2018 (cet. 1)
Format : x + 218 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 77.000,-

My Review

“… bukan tanpa sebab orang tua zaman dulu melarang anak-anak keluarΒ  rumah sewaktu senja. Pertama, mereka ingin anakk-anak mereka untuk berada di rumah melaksanakan salat dan berdoa Bersama keluarga. Kedua… karena memang intensitas mahluk gaib sangat tinggi di jam-jam tersebut”, ~ (hal. 3)

Apa mitos yang diceritakan orang tuamu supaya kamu tidak keluyuran saat magrib (senja)?

Di desaku ada kepercayaan tentang mahluk halus bernama Pawang Sanjo. Ia digambarkan sebagai mahluk menyeramkan tinggi besar yang suka menculik anak-anak. Untungnya Pawang Sanjo hanya keluar di waktu senja saja.

Dalam buku Senjakala ini, Teh Risa Saraswati mengumpulkan beberapa kisah tentang mereka saat senjakala. Cerita-cerita ini bahkan membuat ke-5 sahabat Teh Risa yang notabene juga hantu meringkuk ketakutan. Semenyeramkan apa kisahnya? Ini kubagikan sinopsis singkatnya :

  • Senjakala. Bercerita tentang anak nakal bernama Iyan yang suka melawan orang tuanya. Suatu hari Iyan bermain cukup jauh sampai matahari tenggelam. Ia bertemu wanita cantik yang “membawanya”. Di lain pihak orang tua Iyan beserta orang kampung kelimpungan mencari Iyan yang sudah menghilang selama beberapa hari.
  • Sukma. Tentang sesosok hantu wanita jahatΒ  yang menyeramkan yang meminta Teh Risa menuliskan kisahnya. Tentang asal muasal ia berubah menjadi hantu Kolong Wewe.
  • Rindu. Tentang Kinanti yang hidup di masa perjuangan. Kinanti kecil terus menunggu ayahnya yang diculik pemerintah Belanda pulang. Tanpa menyadari nyawanya juga sudah dihabisi para penjajah itu.
  • HideΒ  and Seek. Tentang Jodi, siswa Sekolah Dasar yang menjadi korban perisakan di sekolahnya. Suatu hari teman-teman Jodi mengajaknya main petak umpet di sekolah sampai magrib, lalu meninggalkannya. Siapa sangka Jodi benar-benar bermain petak umpet dengan penunggu sekolah itu.
  • Birai. Tentang seorang perawat bernama Dewi Kunti yang tidak percaya pada hal-hal gaib. Tapi suatu kali saat lembur di senja hari, Dewi Kunti yang selama ini menjadi tulang punggung untuk anak dan suaminya yang pengangguran bertemu dengan hantu penunggu Rumah Sakit. Hantu ini bahkan memberi tahu kebenaran tentang suami dan anaknya.

“Oh, indah sekali, Dewi, kamu pasti akan terlihat mengerikan jika menjadi hantu”, ~ (hal. 100)

  • Mati. Tentang seorang supir taksi yang baru saja bertengkar dengan ibunya. Di jalan ia bertemu dengan penumpang wanita misterius yang memberinya segepok uang. Tapi pertemuan dengan wanita itu membawanya pada petualangan mengerikan antara hidup dan mati.
  • Selamat Tidur. Tentang kegalauan Teh Risa memikirkan teman-teman astralnya. Apa yang akan terjadi pada mereka jika ia pergi duluan? Apa mereka akan terus bergentayangan?
  • Pesan Untukmu. Tentang kesedihan Kak Risa melihat orang-orang di sekelilingnya telah berubah seiring waktu. Adiknya menikah, Peter cs mengikuti sekolah malam dan lebih jarang menemuinya dll. Teh Risa menuliskan surat wasiat untuk orang-orang terdekatnya, termasuk Peter cs.
  • Silam. Tentang Melisa, anak dari pemilik took peti mati. Melisa yang tak percaya mitos dan mistis tidak mempedulikan “pesan-pesan” lewat kejadian aneh yang menimpanya di toko. Ia tetap memilih pergi dan mengabaikan peringatan orang tuanya. Keputusan yang akan ia sesali seumur hidup.
  • Lalala. Kisah penutup di mana Teh Risa beserta Peter, Hans, William, Hendrick dan Janshen saling berbicara terbuka dari hati ke hati tentang hubungan persahabatan mereka.

Kisah-kisah horror dalam senjakala ini mungkin pernah kamu dengar sebelumnya. Tapi melalui narasi Teh Risa, jadinya kok lebih serem ya. Mungkin karena apa yang diceritakan Teh Risa benar-benar pernah terjadi.

Menariknya di tengah ketegangan cerita, pembaca dibuat sedikit rileks dengan reaksi polos dari lima orang teman-teman astral Teh Risa. Mereka yang juga hantu juga merinding mendengarkan cerita Teh Risa dan tak berani keluar saat senja :D.

Baca kisah ini aku benar-benar takut, sekaligus marah, sedih dan iba. Betapa di antara menyeramkannya sosok-sosok yang diceritakan Kak Risa, ada sisa-sisa kejahatan manusia. Ternyata, memang benar yang dibilang Loki dalam manga Metantei Loki Ragnarok, “Yang paling kelam dan menakutkan adalah hati manusia itu sendiri”.

“Kalian semua tak pernah merasakan kesakitan yang teramat dalam. Kesakitan yang membuatku tak peduli lagi pada hal-hal tak masuk akal seperti hantu”, ~ (hal. 91)

My Rating : 3.75/5 *

Teror Meter : 5/5 *

senaj

 

[Book Review] Dalam Kurung – Haditha

15 Senin Apr 2019

Posted by bugot in review

≈ 3 Komentar

Tag

bukune, novel horor, novel indonesia, review, review novel


Blurb
Kegiatan melamun sambil menulis lagu sore hari di pinggir sungai buat Djabrik ternyata mengungkap sebuah kejadian ganjil. Nuansa, sahabat yang dirindunya, muncul tiba-tiba dari rumpun bambu. Ia membawa pesan peringatan bahwa makhluk-makhluk dari alam gaib akan terlepas dari kurungan dan membawa malapetakan bagi desa.
Suatu malam, saat Djabrik manggung, kerumunan penonton joget gila-gilaan dengan tawa kesetanan membuyar. Mata mereka putih, pupil hitamnya tersembunyi di balik rongga mata. Auman-auman macan serta lolongan hewan merobek atmosfer malam. Kesurupan massal terjadi di depan Djabrik.
Djabrik menengok ke pohon dekat panggung. Di sana ada sepasang mata pipih bercahaya dengan taring panjang melayang. Djabrik nggeblak!
Peringatan Nuansa menjadi kenyataan.
Celakanya, itu semua baru permulaan.

Keterangan Buku

Judul : Dalam Kurung

Penulis : Haditha

Editor : MB Winata

Penyelaras Aksara : Nomena Hutauruk

Penata Letak : Nunu

Penyelaras Tata Letak : Bayu N. L.

Desainer Sampul : Haditha

Penyelaras Desain Sampul : Raden Monic

ISBN : 9786022202882

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta

Tahun terbit : 2019 (cet. 1)

Format : vi + 250 halaman Bookpaper

Harga : Rp. 77.000,-

My Opinion

“Akan datang malam yang pekatnya lebih dari oli kotor kadaluwarsa. Pandangan tak tembus ke mana-mana. Dan kalian semua akan menyaksikan pasukan tak kasat mata saling bertempur. Ada yang hitam ada yang putih. Saranku, kalau malam itu tiba, kalian jangan keluar rumah” ~ (hal.1)

Apa yang membuat sebuah karya sastra sangat gampang disukai pembaca? Salah satu alasannya disebabkan oleh apa yang ditulis sang author di bukunya sangat relate dengan pembaca tersebut. Apalagi jika hal itu dipadukan dengan imajinasi yang hebat serta plot yang sangat luar biasa. Bisa dipastikan, para pembacanya akan berburu karya penulis yang lain atau menunggu buku terbarunya.

Sudah lama banget saya tidak menemukan novel yang seperti deskripsi di atas. Apalagi di novel horor. Sampai kemudian saya berkesempatan membaca novel berjudul “Dalam Kurung” karangan mas Haditha ini. Bukunya sukses meningkatkan kembali minat membaca saya. ☺

Sekilas gaya bercerita beliau mengingatkan saya pada novel-novel karangan penulis horor favorit saya, Abdullah Harahap. Mungkin karena Mas Haditha juga menggunakan elemen-elemen horor klasik seperti yang sering digunakan Abdullah Harahap di novelnya. Bedanya, plot yang digunakan Mas Haditha lebih dinamis. Seperti penulis thriller modern, Mas Haditha juga menyelipkan plot twist yang memanjakan penggemar film horor. Selain itu, Mas Haditha juga menempatkan adegan-adegan menakutkannya dengan ritme yang pas. (Kalau dalam film, bisa dibilang jumpscare-nya pas, gak kebanyakan tapi berhasil bikin efek kaget).

My Review

Story : 🌟🌟🌟🌟

Djabrik, seorang pemuda kampung yang halus budi (bahasanya 😁) bertemu kembali dengan sahabat lamanya dengan cara yang tak masuk akal. Nuansa yang sangat tertarik dengan dengan hal-hal berbau mistis itu menceritakan pengalamannya selama ia menghilang. Nuansa juga menceritakan perannya di “dunia pararel”, dan memperingati Djabrik tentang mahluk-mahluk jahat yang berhasil memasuki dimensi manusia.

“Sebuah tabir yang tak seharusnya terbuka, terbuka dengan bebas. Kurungan agung jebol. Menyebabkan lolosnya mahluk-mahluk halus jahat masuk ke dunia manusia. Tentu saja Brik, niat mereka tidak baik. Mereka bukan sembarang mahluk halus yang kita ketahui dari omongan orang. Mereka jenis yang beda….”, ~ (hal. 35)

*

Elsa, gadis manis yang disukai Djabrik baru saja menamatkan sekolahnyadi SMK. Meskipun orang tuanya sanggup menguliahkannya, Elsa ingin bekerja dulu mencari pengalaman. Setelah berputar-putar mencari lowongan bersama Djabrik, Elsa diterima bekerja di sebuah warnet. Selain menjaga warnet, Elsa juga sekalian diminta menemani Ayah bosnya yang lumpuh di rumah besar di belakang warnet. Tapi ada satu pantangan, Elsa dilarang masuk rumah itu ketika datang bulan.

*

Tri Dharma bekerja sebagai marketing di sebuah bengkel. Berkat Tri Dharma, bengkel tempatnya bekerja menjadi ramai pengunjung. Tapi tiba-tiba Tri Dharma mendapat “kiriman” dari saingan bengkel tempatnya bekerja. Sejak itu, berbagai peristiwa mistis mengganggu ketentraman hidup Tri Dharma. Sampai kemudian ia bertemu khodam berbentuk macan yang menjadi pelindungnya.

***

Pada awalnya, aku belum bisa menebak apa hubungan antara kisah Nuansa, Djabrik, Elsa dan Tri Dharma. Sampai akhirnya saya berhasil menemukan benang merahnya di pertengahan buku.

Fantasy World : 🌟🌟🌟🌟🌟

“…Rumah yang besar dan sepi penghuni, akan menjadi tempat pilihan mahluk lain untuk ditinggali. Bilamana dirasakan aura kesepian lebih besar, maka, kata Mbok Sasih, mahluk lain itu perlahan-perlahan menggeser eksistensi manusia yang tinggal di sana. Mereka jadi lebih dominan pengaruhnya.”, ~ (hal. 27)

Meskipun kadar horornya ngalahin nobel horor lokal lain yang kubaca, tapi ternyata buku ini bukan murni horor. Penulisnya menyebut genrenya dengan “fantasi klenik”, mungkin mirip seperti genre Paranormal Fantasy dalam novel terjemahan.

Sebagai novel fantasi, world buuldingnya gak kalah heboh dengan novel fantasi terjemahan. Seperti keberadaan portal ke dunia lain, pertarungan antara entitas baik vs entitas jahat, tokoh avatar dll. Hebatnya, penulis menggabungkan ini dengan kearifan lokal dan isu sosial yang sedang hangat.

Characters : 🌟🌟🌟🌟

Selain ke-empat karakter utama yang mendapat porsi paling banyak, banyak karakter-karakter lain juga yang mencuri perhatian. Misalnya Abah yang misterius, Mbok Sasih yang mencurigakan, Kiai Sanjoko, Nimas Gandasari teman-teman band Djabrik dll. Kesemuanya mencuri perhatian dengan karakteristik masing-masing. Bahkan keberadaan tokoh Khodam dan mahluk halus lainnya. Aku dibuat takut dan takjub di saat bersamaan 😁

“Tidak perlu malu. Aku bukanlah manusia. Aku hanya menuruti maumu supaya aku mewujud seperti manusia agar kau nyaman. Aku tetaplah macan. Tidak memiliki hasrat atau hal-hal lain selayaknya manusia”, ~ (hal. 153)

Ending : 🌟🌟🌟🌟

Endingnya sangat memuaskan. Klasik kayak film-film horor jamannya Suzanna. Tapi eksekusi di novel Dalam Kurung ini lebih masuk akal. Dan klimaks sebelum endinh itu benar-benar “memorable” 😁. Terus aku baca epilog tentang 2 tokoh utamanya yang….. (spoilert). Boleh dong, aku berharap akan ada buku tentang mereka lagi? 😍😍

Packaging & Editing : 🌟🌟🌟

Covernya cukup sederhana, tapi menggambarkan isinya. Tulisan judulnya juga dibikin dengan jenis dan ukuran yang mencuri perhatian. Namun menurut saya agak kurang eye catching πŸ™, kayak novel Karung Nyawa (karya penulis lainnya dan aku belum baca 😁) itu keren menurutku. Akan tetapi, ini pendapatku pribadi yang subjektif banget.

Editing dan lay out isinya juga rapi. Saya tidak menemukan typo yang membuat keningku berkernyit dan berhenti baca sejenak. (Eh tapi, kalau ceritanya bikin nagih gini, saya nggak aware sama typo sih 😁)

Final Rating : 4🌟

Teror Meter : 5 πŸŽƒ

Yang pasti, novel ini recommended banget buat penggemar cerita-cerita gothic horor ataupun fantasi. Terutama buat yang sudah “lelah” dengan sosok hantu-hantu internasional πŸ˜„

Review novel ini juga saya tulis secara daily di instagram : @jurnalsibugot

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 1.899 pelanggan lain

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Review] 39 Langkah – John Buchan
  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia

Jejak Tertinggal

bugot pada Dalam Cengkeraman Iblis
bugot pada [Book Review] Jurnal Risa…
pirnadari59@gmail.co… pada [Book Review] Jurnal Risa…
Pirna pada [Book Review] Jurnal Risa…
oiri pada Dalam Cengkeraman Iblis
Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

Sooraya Qadir (Dust), Superhero bercadar dari dunia Marvel
[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
Book Review : Money, Love, Happiness
Posting Bareng BBI : Warepacker
[Review] 39 Langkah - John Buchan

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Februari 2023
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728  
« Sep    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 102 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...