• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: Elex media komputindo

[Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari

10 Jumat Jan 2020

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Elex media komputindo, memoar marla, novel misteri, review novel


“Jika masa SMA bisa berjalan damai dan tentram tanpa persaingan status sosial dan segala omong kosong yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran, mungkin Marla tidak akan—“, ~ (hal. 14)

Di tahun terakhir Claudia di SMA–tepatnya di malam prom night, seorang siswi ditemukan tewas karena bunuh diri di toilet gymnasium. Membayangkan ada orang bunuh diri saja sudah membuatmu merinding, apalagi kalau kamu mengenalnya–temanmu 😿🙀🙀

“Semua Ini Salahmu”

Lima tahun berlalu, orang-orang mulai melanjutkan hidupnya, mengejar cita-cita. Claudia yang masih berusaha melupakan peristiwa itu tiba-tiba menerima surat kaleng yang mengingatkannya kembali pada Marla. Siapa yang mengirimkan surat itu? Apa Claudia memang ada hubungannya dengan kejadian itu?

First impression saya saat membaca buku ini adalah : pengen kecepatan baca secepat The Flash 🙈, supaya segera dapat jawabannya bagaimana persisnya kejadian lima tahun lalu itu. Saya juga penasaran sekali tentang alasan Marla bunuh diri.

Selain itu saya takjub dengan lay out isinya yang seperti kertas-kertas surat vintage gitu ☺😍. Selama tiga hari ke depan saya akan mengulas novel keren ini.

“Banyak orang bilang padaku tidak ada lelaki dan perempuan yang dapat berteman tanpa ada benih-benih cinta, dan aku biasanya membalas kalau semua itu omong kosong”, ~ (hal.36)

Jujur saja saya sedikit terdistraksi dengan cinta segitiga antara Kenzo-Marla-Alva ini 🙈, tapi dalam artian positif. Walau udah bisa menebak siapa yang bakal dipilih Claudia, eksekusinya tetap manis.

Yang tak bisa saya perkirakan adalah kebenaran dibalik “teror” yang diterima Claudia. Saya merasa ditipu habis-habisan. Karena jujur saja, “dia” tak masuk dalam daftar tersangka versi saya. Yang paling suka adalah, plot twistnya itu terasa masuk akal. Maksudnya gini, sepanjang buku saya sama sekali tidak menyadari clue yang ngarah ke sana. Tapi ketika kartunya dibuka, semuanya make sense. Penjelasannya bisa saya terima. ☺

Oh iya, dulu saya sempat bilang bahwa novel ini agak ngingetin saya novel “13 Reason Why”, dan emang ada beberapa karakter yang terasa agak mirip (seperti Samuel, Jessica dan Anggita). Tapi ya sebatas itu saja. Plot, alur, konfliknya benar-benar berbeda. Dan saya lebih menikmati membaca Memoar Marla ini. Bagi saya, 13 Reason Why terlalu Gloomy dan depresif dan Memoar Marla ini lebih berwarna (dan saya suka plot twistnya)

“Orang-orang mengatakan padaku untuk berhenti memikirkan itu, berhenti menyalahkan diri sendiri, aku harus melupakan semua itu dan berjalan maju dengan hidupku. Tetapi itu dia masalahnya. Aku dapat berjalan maju, aku masih hidup, sementara Marla tidak”, ~ (hal. 14)

Curiousity kill the cat. Kalau Claudia melaporkan surat-surat kaleng itu ke polisi sejak awal, dirinya tak akan terseret bahaya. Tapi Claudia penasaran dengan pengirimnya. Ia bahkan berkomunikasi dengan si peneror seolah itu benar-benar Marla. Atau mungkin saja Claudia merasa ia “pantas” mendapatkannya. Ups, hampir spoiler. Tapi memang di beberapa bagian saya sempat curiga pada Claudia 😁. Saya juga sempat meragukan reliabilitasnya sebagai narator, apalagi dia pernah konsultasi ke psikiater juga kan 🙈

Intinya, saya mau bilang kalau penulis jago banget bikin alur yang penuh teka-teki.

Saya juga suka dengan bagaimana penulis menggambarkan karakter-karakternya. Alva, misalnya, saya bisa langsung menebak kalau itu adalah dia dari dialognya saja. Kredit juga buat sang editor yang udah bikin novel ini jadi smooth banget. (Mungkin saya kurang teliti, tapi kayaknya saya gak nemu typo deh).

Namun kalau harus mencari kekurangan dari novel ini, saya merasa peran Ayah Claudia seolah nggak ada. Beliau cuma disebut sesekali 🙈. Terus saya juga agak terganggu dengan kata “personality” yang sempat beberapa kali direpetisi dalam paragraf yang berdekatan.

Tapi secara keseluruhan, novel ini keren dan recommended banget.

My Rating : 4.5/5 ⭐
Puzzle Level : 4/5 🗝

Keterangan Buku
Judul : Memoar Marla, Surat-Surat dari Perempuan yang Sudah Matu
Penulis : Safira Hapsari
Editor : Dion Sagirang
Penata Letak : Debora Melina
Desainer Sampul : Sukutangan
ISBN : 9786230009334
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2019
Format : 395 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 90.000,-

[Review] Bad Magic

30 Senin Jul 2018

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Bad magic, Elex media komputindo, fantasy, midle grade, Novel fantasi, Pseudonymous bosch, review


IMG_20180723_114536-01

“Kata-kata buruk itu buruk karena mereka bikin orang-orang merasa buruk.”, ~ (hal.4)

Blurb

Sihir itu BURUK.

Palsu. Nggak nyata. Setidaknya, begitulah menurut Clay, yang pernah melihat satu pertunjukan sulap.

Ketika kata-kata dari jurnalnya muncul secara misterius di dinding sekolahnya sebagai grafiti, dia nggak pernah membayangkan bahwa sihir itu bisa disalahkan. Kemudian kasus grafiti yang sama mendaratkannya di Peternakan Bumi, sebuah perkemahan untuk anak-anak “bermasalah” di sebuah pulau vulkanik terpencil, sihir adalah hal terakhir yang dia harapkan bisa ditemukan di sana.

Tapi di Peternakan Bumi, ada kejutan aneh satu demi satu, sampai Clay nggak tahu lagi apa yang akan terjadi. Apakah dia benar-benar berbicara dengan seorang llama? Apakah dia benar-benar melihat hantu? Apa rahasia menyeramkan yang tersembunyi di perpustakaan yang ditinggalkan? Satu-satunya yang dia tahu pasti adalah bahwa di balik sebuah vog (kabut vulkanik), nggak ada yang seperti itu. Kira-kira, bisa nggak dia memecahkan teka-teki Peternakan Bumi sebelum permasalahannya meletus?

Keterangan Buku

IMG_20180723_115927-01Judul                      : Bad Magic (Bad #1)

Penulis                   : Pseudonymous Bosch

Penerjemah          : Ine Milasari Hidajat

Editor                     :  Dion Rahman

Penata Lay out      : Raihan Rizky

ISBN                       : 9786020455808

Penerbit                : Elex Media Komputindo

Tahun terbit           : 2018

Format                   : 361 halaman Paperback

My Review

Perkemahan, sulap, pulau terpencil, Shakespeare, gadis hantu serta perpustakaan terlarang. Buku ini benar-benar luar biasa dan jauh berada di atas ekspektasiku.

Cerita diawali dengan sebuah graffity di dinding sekolah bertuliskan MAGIC SUCKS!!! Semua orang tahu itu adalah buatan Clay. Walaupun Clay merasa tak pernah menggambarnya di dinding, tapi graffity itu sama persis dengan apa yang ia tuliskan di jurnal miliknya. Clay diskors dan harus menjalani hukuman. Lalu secara kebetulan, ada surat undangan baginya ke PERKEMAHAN BUMI bagi anak-anak “bermasalah”.

Orang tua Clay yang eksentrik mengirim Clay ke sana sebagai hukumannya. Dan di sanalah petualangan Clay dimulai. Bertemu teman-teman baru yang juga “bermasalah”. Ada Jonah yang suka berjalan dalam tidur, Leira yang klepto, Pablo yang menganut paham Anarkisme, serta Kwan yang menjadi bandar judi di sekolahnya 😂. Serta jangan lupa The Bad Guy-nya, Flint yang terobsesi dengan api.

Aku ngakak terus selama membaca buku ini, (walau pas menjelang ending aku ikut nyesek juga 😣. Aku tahu bagaimana perasaan Clay saat itu). Tapi Pseudonymous Bosch ini (atau siapapun nama aslinya) benar-benar seorang pencerita jenaka. Membaca tulisannya seperti mendengar erita dari seorang teman yang pembual dan besar mulut, tapi kalian selalu merindukan ceritanya 😀.

Aku langsung menyukai buku ini sejak kalimat pertama. Si Bosch ini (mulai sekarang kita sebut saja nama penulisnya dengan sebutan ini, biar gak rempong) seolah benar-benar mengenal Clay dan kakaknya. Aku penasaran, apakah di buku selanjutnya ia akan terlibat langsung dalam cerita? Kita tunggu saja 😆.

Hal menarik lainnya dari novel ini adalah catatan kaki yang bertebarang di banyak halaman. Isinya random, mulai dari penjelasan istilah-istilah hingga (kebanyakan) berupa “excuse” dari penulisnya 😂. Footnote ini juga ditulis dengan cuek yang malah terkesan jenaka.

Credite juga untuk penerjemah dan editor versi terjemahannya. Penulisnya, meski menggunakan kalimat-kalimat sederhana, tapi (kuduga) suka menggunakan padanan kata yang kurang lazim. Dan permainan kata-kata ini juga merupakan keunggulan tulisannya. Penerjemah dan editor harus berjuang keras agar “kekhasan” gaya penulisannya tetap terlihat dalam versi terjemahan. Dan aku merasa versi terjemahan elexmedia ini sudah sangat baik.

Plotnya cukup berlapis, seperti cerita dalam cerita, tapi masih cukup ringan bagi pembaca berusia middle grade. Endingnya juga dieksekusi dengan baik. Khas buku berserie, “selesai” tapi juga menyisakan rasa penasaran untuk buku berikutnya. Untung, buku ke-2 juga sudah di tangan. Jadi bisa langsung lanjut deh 😆.

Anyway, buku ini sangat direkomendasikan buat siapa saja, baik penggemar buku-buku middle grade atau bukan. 4,5 🌟

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 1.898 pelanggan lain

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Review] 39 Langkah – John Buchan
  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia

Jejak Tertinggal

bugot pada Dalam Cengkeraman Iblis
bugot pada [Book Review] Jurnal Risa…
pirnadari59@gmail.co… pada [Book Review] Jurnal Risa…
Pirna pada [Book Review] Jurnal Risa…
oiri pada Dalam Cengkeraman Iblis
Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
[Book Review] 022 - Lokalpcy
[Review] Bidadari Berbisik - Asma Nadia
Berhenti Merawat Luka : Resensi Sepatu Dahlan
Novel prof. Yohanes Surya membuat saya CLBK dengan Fisika

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Maret 2023
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 101 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...