• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: lokalpcy

[Review] 35 Mm – Lokalpcy

06 Senin Apr 2020

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

lokalpcy, penerbit clover, review, review novel, review novel 35 mm


Blurb

Ini adalah cerita tentang Adelardian Muda Gautama, seorang creative director yang menganggap profesionalitad adalah segala-segalanya. Semua yang ia lakukan hatus terbidik sempurna, presisi dan tanpa cacat.

Lalu Erisha Annora datang bagaikan noise kamera yang memudarkan bidikan lensa sehingga Adelardian kehilangan profesionalitasnya.

Dalam waktu singkat, Erisha menghapus adikuasa Adelardian sembari menawarkan perasaan. Meski benar secara logika, JATUH CINTA PADA ERISHA SANGAT TIDAK BERETIKA.

Alasannya sederhana: Erisha sudah punya pasangan.

Keterangan Buku

Judul : 35 Mm

Penulis : Lokalpcy

Editor : Adelina Ayu Lestari

Editor Supervisi : Risma Megawati

Proofreader : Shafira Amanita

Tata Letak : Maulida Rahmawati

Desainer Sampul & Grfis : Yulianti

ISBN : 97862300899

Penerbit : Penerbit Clover (Imprint Penerbit M&C)

Tahun terbit : 2020 (cet. 1)

Format : v+ 297 halaman Bookpaper

Harga : Rp. 79.000,-

My Review

“Berjalan bersisian dengan cewek itu terasa aneh, entah aneh yang bagaimana.”,~ (hal. 34)

Menurutmu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai perasaan cinta itu muncul? Ini adalah novel ke-2 penulis yang saya baca dan sama seperti buku pertamanya, sang tokoh utama butuh waktu cukup lama untuk saling menyadari perasaan mereka. Saya selalu suka cerita kayak gini. Bukannya saya anti sama konsep “love at first sight” sih. Cuma di kehidupan nyata, kayaknya itu mustahil (tertarik fisik mungkin iya). Makanya kisah-kisah yang ditulis lokalpcy ini terasa lebih realistik.

Di tahun ke-3 kuliahnya, Ale membentuk “Lensproject” bersama ke-3 temannya. Lensproject tadinya cuma wadah yang menampung hobi fotografi mereka. Tapi ternyata agensi  kreatif mereka disambut baik dan sudah bekerja sama dengan beberapa brand. (Ya gimana nggak bagus, si Ale ini perfeksionis banget kalau udah nyangkut soal kamera). Lalu suatu hari mereka bekerja sama dengan Freudey, sebuah brand clothing lokal baru di Bandung.

Gendhis selaku owner Freudey menyiapkan talent sendiri untuk video promosi brandnya. Jujur saja, tadinya saya pikir Gendhis ini yang bakal jadi lead (saya gak baca blurbnya dulu soalnya πŸ™ˆ). Sampai kemudian muncul sosok model yang disiapkan Gendhis untuk kerja sama dengan Lensproject. Ya, bener banget, cewek itu Erisha. Pertemuan pertama Erisha dan Ale biasa-biasa saja, layaknya rekan kerja. Pertemuan ke-2 mereka mulai nggak baik. Erisha yang ceria dan moodbuster sering kesal dengan tingkah Ale yang bossy dan intolerant.

Kayak lagu Shanty, “tak tahu di manakah awalnya, rasa ini tumbuh dengan tulus…”, tahu-tahu aja Ale merasa ada yang aneh, entah aneh yang bagaimana (cek kutipan di awal post 😁).

Overall, emang se-“sederhana” itu kisahnya. Bisa kamu tuntaskan dalam sekali duduk, tapi tak akan mampu kulupakan sampai beberapa waktu kemudian. Tulisan penulis ini memang membius dengan kesederhanaannya itu. Tanpa kata-kata melow, narasi yang dibawakan penulis membuat perasaan saya ikut campur aduk mengikuti mood Ale 😁. Bahasa yang dipakai juga rapi banget. Salut deh sama team editing dari Penerbit Clover yang benar-benar serius menerbitkan buku yang diangkat dari Wattpad ini. Bukannya apa-apa, pernah beberapa kali sih nemu buki dari wattpad yang editingnya kayak asal jadi gitu πŸ™ˆ.

Walaupun sederhana, bukan berarti ceritanya dangkal ya. Konfliknya juga klimaks kok dan family issue yang disisipkan berperan penting juga ke cerita. Ritme ceritanya agak nyantai, tapi tahu-tapi udah sampai ke bagian “itu” aja 😁.

Satu lagi yang saya suka dari karya penulis adalah profesi tokoh-tokohnya yang dieksplore banget. Jika dalam novel 022–karya penulis sebelumnya–yang diangkat adalah dunia musik serta gigs-gigsnya di Bandung, dalam “35 Mm”, kita diajak memasuki agensi kreatif yang berhubungan dengan kamera. Bagaimana lensproject menghasilkan satu video promo itu digambarkan dengan detail banget. Banyak juga istilah-istilah fotografi yang baru saya tahu dari novel ini ☺️. (Sekarang sudah paham kan kenapa judul novelnya 35 mm?)

Gara-gara Ale, saya jadi pengen bikin kamera lubang jarum juga 😍, dulu pernah bahas ini di SMP kalo gak salah 😁. Omong-omong soal Ale, dia juga muncul di novel 022 loh, jadi novel-novel lokalpcy ini saling berhubungan (walau bisa dibaca secara terpisah).

Di novel sebelumnya, saya sempat protes karena hampir gak ada dialog tokoh-tokohnya yang menggambarkan Bandung πŸ™ˆπŸ™. Nah, di novel ini sudah ada loh dan gambaran Bandungnya lebih terasa.Kamera lubang jarum dari botol rokok

Kesimpulannya, novel ini goodreading dan recommended.

My Rating : 3.5/5 🌟

Kadar Romansa : 4/5 β™₯️

Sensualitas : 2/5 πŸ’‹ (tak ada adegan eksplisit. Aman dibaca remaja berusia mulai 15 tahun)

Kutipan-kutipan keren lainnya yang saya temukan di novel ini :

“Ya lo enak ganteng, nggak usah ngapa-ngapain. Gue? Harus mulai duluan kalau mau dilirik cewek. Nah, salah satunya ngegombal kayak tadi”, ~ (hal. 27)

“Well, I dress nicely for myself, Do. Tapi oke, aku bakal dandan cantik nanti.”, ~ (hal. 138)

[Book Review] 022 – Lokalpcy

10 Jumat Jan 2020

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

022, lokalpcy, novel romance, penerbit clover, review novel


“Nggak ada yang bener-bener tahu gimana caranya jadi dewasa, Ye. Masing-masing orang punya cara sendiri.”, ~ (hal. 81)

APA YANG MENANDAKAN KEDEWASAAN SESEORANG?

Menurut Faiq–vokalis band indie “Anchorbolt”, kalau kamu sudah pernah nonton film porno, kamu sudah bisa disebut dewasa 😁

Tapi novel ini bukan tentang Faiq, ini adalah kisah tentang Cakrawala (aka Ceye) dan Ladinia yang harus mempertanyakan kembali kedewasaan mereka saat berhadapan pada satu masalah –cinta. Simak dulu blurbnya ⏬⏬

Cakrawala. Dia diartikan sebagai lengkung langit tempat bintang-bintang bersandar.

Ladinia. Dia adalah bintang paling terang yang pernah bersandar pada cakrawala.

Cakrawala, drummer dari band indie Anchorbolt pertama kali bertemu Ladinia, reporter dari media musik bernama StageSnap, di belakang panggung saat gegap gempita reda. Meninggalkan kesan, tapi tak seberapa.

Lalu, Bandung mempertemukan sang drummer dan sang reporter dalam setiap gigs, menjadi penanda dimulainya tukar cerita tentang skema musik hingga idealisme hidup. Cerita demi cerita terekam di seluruh sudut kota kembang, menambah satu lagi hal manis yang bisa diingat dari kota berkode telepon 022. Semua tempat baik-baik saja, hingga salah satunya jatuh cinta dan salah satunya enggan percaya.

First impression saya setelah membaca novel ini. Pace ceritanya agak lambat, tapi tidak membosankan. Saya langsung tertarik untuk mengetahui cerita tentang Cakrawala alias Ceye sejak awal. Biasanya saya butuh beberapa part dulu untuk mengenal sebuah karakter dan menyukainya. Tapi khusus untuk Ceye ini, saya nggak pengen tahu dulu latar belakang dia kayak gimana. Saya cuma penasaran, what next? πŸ™ˆπŸ˜. Dan memang perjalanan Ceye berikutnya ini seru. Saya senyum-senyum sendiri saat dia pura-pura seolah bertemu secara kebetulan dengan Ladin. Padahal mah 😁😁

“Sesuatu yang berharga bukan datang secara kebetulan, tapi karena dipertahankan, diperjuangkan danl ada yang dikorbankan.”, ~ (hal. 79)

Ladin adalah cewek supel yang menyenangkan. Ia selalu berusaha “being nice” pada siapa saja tanpa mengharapkan balasan. Atau lebih tepatnya, ia tak mau berharap lebih karena takut dengan ekspektasinya sendiri. Melihat Ceye yang baik banget sama dia membuat Ladin takut dan mempertanyakan apa motivasi laki-laki itu. Ladin tidak buta, ia hanya insecure.

Ceye pernah gagal mempertahankan hubungannya. Hal ini membuatnya ragu untuk memulai yang baru. Selama ini ia mengandalkan hidupnya pada kebetulan. Siklus hidupnya yaitu mencari dan berharap, santai dan menikmati hidul, kemudian mencari dan berharap lagi. Lalu Ladin masuk ke circle-nya.

Sekilas, premis cerita 022 terasa sudah terlalu umum ya. Tapi tokoh-tokoh di novel begitu “hidup”. Tanpa penjelasan yang repetitif tentang deskripsi dan kepribadian mereka. Kita sudah dibikin akrab dengan Ceye, Ladin, Tara, Wira, Sean, Faiq, dll. Latar kota Bandungnya yang romantis dieksplore dengan cukup baik. Poin tambahan tentang kehidupan musisi di sana yang jadi profesi tokoh-tokohnya.

Saya suka dengan ritme ceritanya yang sebenarnya lambat banget. Tapi itu justru bikin sisi realistisnya lebih nonjol. Saya ikut terbawa dengan perjuangan Ceye mendekati Ladin sampai akhirnya “nembak” setelah hampir setahun. Dari yang awalnya cuman kebetulan –> penasaran –> kebetulan disertai sedikit usaha –> usaha –> usaha terang-terangan 😁. Seru deh pokoknya.

Sayangnya saya merasa percakapan mereka kayak kurang menggambarkan Bandung sih πŸ™ˆ. Dialeknya full anak tongkrongan gitu. Kalau gak sebutin latarnya di Bandung, saya bisa aja menebak cerita ini bisa terjadi di mana saja. Mungkin kalau ada salah satu tokoh (figuran juga gak papa) yang pakai dialek sunda bakal lebih terasa “022”-nya.

But, overall is ok. Recommended
My Rating : 3 ⭐
Romance : 3 ❀

Keterangan Buku


Judul : 022
Penulis : Lokalpcy
Editor : Adelina Ayu Lestari

Editor Supervisi : Risma Megawati
Proofreader : Shafira Amanita
Desainer Sampul : Yulianti
ISBN : 9786024806767
Penerbit : Penerbit Clover (Imprint Penerbit M&C)
Tahun terbit : 2019
Format : 436 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 99.000,-


Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 1.899 pelanggan lain

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Review] 39 Langkah – John Buchan
  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia

Jejak Tertinggal

bugot pada Dalam Cengkeraman Iblis
bugot pada [Book Review] Jurnal Risa…
pirnadari59@gmail.co… pada [Book Review] Jurnal Risa…
Pirna pada [Book Review] Jurnal Risa…
oiri pada Dalam Cengkeraman Iblis
Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

Sooraya Qadir (Dust), Superhero bercadar dari dunia Marvel
[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
Book Review : Money, Love, Happiness
Posting Bareng BBI : Warepacker
[Review] 39 Langkah - John Buchan

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Februari 2023
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728  
« Sep    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 102 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...