Tag
all time favorite indonesian book, best book, buku favorit, filsafat, hunger games, novel filsafat, rembulan tenggelam di wajahmu, tere liye
Ya, ini dia barangnya. Novel Indonesia yang akan jadi favorit saya sepanjang zaman. Setidaknya saya belum menemukan tandingannya sekarang. Novel karangan Tere Liye ini memang memiliki tema yang unik, menjurus ke filsafat spiritual. Tapi percayalah, novel ini sama sekali tidak berat, tidak, jangan bayangkan akan seperti novel “Dunia Shopie”nya Jostein Gardner. Well, saya tahu kalian akan protes bila satu postingan ini saya gunakan untuk menunjukkan keunggulan novel ini. Jadi, silahkan kalian cari tahu sendiri mengapa novel ini begitu Istimewa.
Hanya sebagai informasi, novel ini sudah beberapa kali cetak ulang oleh dua penerbit yang berbeda. Pertama kali diterbitkan oleh Grafindo. kemudian dilanjutkan oleh Republika. Menurut kalian, mana cover yang lebih bagus?
Novel ini diceritakan dengan alur maju mundur. Kita akan disuguhi cerita tentang seorang laki-laki paruh baya bernama Ray. Ketika ia terbaring koma dirumah sakit akibat komplikasi, seorang malaikat berwajah menyenangkan membawanya “berwisata ke masa lalu”. Tujuan dari perjalanan ini adalah menjawab Lima pertanyaan yang selama ini telah diajukan Ray kepada Tuhan. Saya tidak akan menyebutkan lima pertanyaan itu, karena bisa jadi spoiler. Lagi-lagi, silahkan cari tahu sendiri.
Dan dimulailah perjalanan Ray menembus waktu. Pertama-tama ke panti asuhan tempat Ray dibesarkan. Ia sangat membenci panti asuhan itu, juga pengurusnya yang munafik. Ray terjun ke kejadian itu, namun kali ini ia bisa melihat semuanya. Apa-apa yang tidak diketahuinya dulu, Tere Liye pintar sekali meramu keharuan ini menjadi pembelajaran yang tidak menggurui. Dan ingat, ini baru pertanyaan pertama dari beberapa helai pertama bagian buku.
Tapi, tidak perlu khawatir. Novel ini tak melulu mengisahkan keharuan. Tentu saja tetap ada kisah romantis dari seorang gentleman. Jangan bayangkan kisah cinta picisan yang seperti yang berserakan itu. Resapilah kisah cinta ini, dan siap-siap merasakan sensasinya.
Yang harus diketahui adalah, tidak pernah ada kebetulan dimuka bumi ini. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik juga menurut yang di atas. Layaknya sebuah buku filsafat, novel ini menjelaskan hukum sebab akibat. Hal ini tidak tanggung-tanggung dijelaskan oleh si malaikat, jeniusnya narasi seperti ini berhasil disampaikan Tere Liye tanpa menggurui. Bravo…”Apa yang terjadi pada hidup kita merupakan penyebab dari takdir orang lain”, pokoknya tidak pernah ada kebetulan (jangan bosan ya membaca kalimat ini :D). Jadi mungkin saja, kekasih anda sekarang tidak secara kebetulan saja ditemukan.
Lalu pertanyaan paling penting adalah … Mengapa Ray bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalan menembus waktu itu? Hal baik apakah yang telah ia lakukan? Padahal, ia bukanlah sosok suci layaknya para wali. (Melalui perjalanannya itu, kita akan diperkenalkan satu persatu pada “dosa-dosa” yang dilakukan Ray), jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya sudah tersirat dari judulnya. Ada yang bisa menjawabnya?
Oh ya, di awal buku ini diceritakan tentang gadis kecil yang tinggal di panti asuhan. Awalnya saya bingung, apa hubungannya gadis ini dengan cerita? Dan begitu memasuki kehidupan Ray, gadis ini terlupakan begitu saja. Tapi siapa sangka, gadis ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan jalinan cerita. Hal ini baru kita ketahui di bab akhir buku ini. Tere Liye selalu ahli dalam hal-hal seperti ini.
Jadi siapakah gadis kecil itu? Apa saja lima pertanyaan yang diajukan Ray? Temukan jawabannya disini. Edisi Republikanya pasih ada di gramedia, dengan harga Rp. 60.000,-
About The Author :
Penulisnya, Tere Liye memang sudah jadi idola saya sejak saya membaca buku “Hafalan Shalat Delisha” (Movigoers pasti tahu, karena film adaptasi novel ini baru saja menghebohkan bioskop Indonesia). Selanjutnya saya memburu karya-karyanya yang lain, yang memang hampir semuanya luar biasa. Hampir semuanya sudah saya baca. Sebut saja Moga Bunda Disayang Allah, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Seria Anak-anak Mamak (sudah dibikin sinetronnya), Bidadari-Bidadari Surga (Segera difilmkan), Ayahku (Bukan) Pembohong, Senja Bersama Rosie; Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah (saya bikin resensinya di sini), Sang penandai (Adventure Fantasi). Ada beberapa lagi bukunya yang belum saya baca dan susah dicari, yakni : Mimpi-Mimpi si Patah Hati (Kumpulan Cerpen), Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur, The Gogons: James & the Incredible Incident.