• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: resensi buku

Lara

02 Kamis Jul 2015

Posted by bugot in Uncategorized

≈ Tinggalkan komentar

Tag

dark drama, gothic, lara, resensi buku, stiletto book, sybill affiat


Namaku Larashinta. Panggil aku Lara.

Aku benar-benar tak mampu lagi menyangkal perasaan aneh yang semakin berat menggelayuti hati dan pikiran. Aku merasa seperti mengambang dan tidak berada di dalam kehidupanku. Aku bahkan tidak bisa mengingat jadwal kuliah dan tugas-tugasku. Aku benar-benar terasing, seolah hidup sendirian di dunia ini. Aku tidak bisa bertemu dengan sahabat dan teman-temanku, aku juga tidak bisa mengobrol santai dengan Mbak Saras, kakakku.

Situasi ini membuatku frustrasi. Rasanya bagaikan berjalan di atas bumi yang kehilangan daya gravitasi. Segala usaha yang aku lakukan untuk menjejakkan kaki di atas daratan terasa sia-sia. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

25392986Novel ini bergenre dark drama – mungkin bagian dari novel gothich. Tapi sepertinya memnag tepat disebut dark drama karena menceritakan kegelapan kehidupan dan pikiran tokohnya. Tadinya saya pikir ini adalah sejenis novel horror lagi. 🙂

Dari awal sampai akhir, kita dibawa menyelami pikiran-pikiran Lara. Semuanya tumpang tindih antara masa lalu dan saat ini. Hubungan Lara dengan orang-orang disekitarnya diceritakan dengan porsi yang pas.  Tidak runtut memang, tapi membuat kita mengerti bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan lara.

Disadari atau tidak, alam bawah sadar manusia lebih sering berasumsi bahwa keinginan dan harapn-harapan yang dimilikinya semestinya mutlak terpenuhi. (hal-138)

Plotnya yang mengecoh sempat menjerumuskan saya pada dugaan dugaan yang keliru. Sama seperti novel mbak sybill sebelumnya, saya masih merasakan sensasi lari marathon dari novel ini. :D. Penulisl menjaga rapat-rapat twistnya sampai di bab-bab terakhir. Tapi, penulis memvisualisasikan adegan mencegam sejak awal bab, yang berhasil membuat saya terus menduga-duga kemana cerita ini nantinya sepanjang membaca.

Novel ini sangat minim dialog, yang bagi saya justru sangat tepat karna membuat iklim darknya lebih terasa. saya bayangkan seandainya ada lebih bvanyak dialog akan membuatnya jadi biasa biasa saja.

Meskipun penulis baru memberikan bocorannya di lembar lembar menuju akhir, saya merasa lega. Endingnya memang bukan seperti yang saya harapkan. Tapi penulis mengakhiri kisahnya setelah semuanya benar-benar selesai. Setelah menamtkan novel ini, pembaca tidak akan melontarkan pertanyaan tambahan. Tentang bagaimana nasib tokoh ini atau tokoh itu. Semua masalah terselaikan. Dan penyelesaian masalahnya tidak terkesan dipaksakan atau terburu-buru. Semuanya sudah digambarkan sedikit-sedikit sejak awal cerita. Kita tinggal merangkum puzzle-puzzle yang bertebaran di sepanjang novel ini. Baru kali ini saya puas dengan ending sebuah novel.

Waktu terus berjalan, tak akan pernah bisa diputar ulang. Apapun yang telah terjadi hingga saat ini tak bisa diubah. (h-151)

Judul Buku            : Lara, dark story of a Woman

Penulis                  : Sybill Affiat

ISBN                    : 978-7572-38-6

Penerbit                : Styletto Book

Tahun terbit           : April, 2015

Format                   : 233 halaman Paperback

Genre                    : Gothic, Dark Drama

(Resensi) : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah

05 Senin Mar 2012

Posted by bugot in Dunia Buku

≈ 10 Komentar

Tag

abang borno dan mei, kapuas, kau aku dan sepucuk angpau merah, pontianak, resensi buku, resensi novel kau aku dan sepucuk angpau merah, tere liye


Judul                   : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah

Penulis                : Tere Liye

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit       : January, 2012

Jumlah Halaman : 512  

Sewaktu melihat buku ini nangkring di toko buku, tanpa membaca cover belakangnya saya langsung tahu bahwa ini adalah novel tentang Abang Borno dan Mei. Pertengahan tahun silam, penulis menampilkan beberapa cuplikan novel ini di fanpage Darwis Tere Liye.

Jadi, saat itu juga buku ini langsung saya bawa ke kasir  (buku yang direncanakan beli jauh-jauh hari malah tidak jadi dibeli). Malamnya, langsung saya lahap dan tak sampai dua malam buku ini telah ludes terbaca. 🙂

Tokoh central novel ini adalah Borno, “Bujang paling lurus sepanjang tepian Kapuas”. Setelah beberapa kali berganti pekerjaan, akhirnya memutuskan menjadi pengemudi sepit (perahu tempel). Lalu seorang gadis beramput panjang tergerai dengan mata sendu menawan menumpang sepitnya. Inilah awal mula cerita cinta ini dimulai.

kita akan disuguhkan bagaimana Borno berjuang mendekati gadis itu yang belakangan diketahui bernama Mei. Mulai dari menyabotase antrian sepit agar si gadis bermata sendu menumpang perahunya, sampai berputar-putar di tengah kota mencari alamat Mei. Tapi pada akhirnya justru kebetulan-kebetulan yang tidak direncanakan yang membuatnya bisa bertemu dan berduaan dengan Mei. Hubungan mereka mengalami tarik ulur, kemudian tiba-tiba Mei memutuskan untuk meninggalkan Borno tanpa memberi alasan yang jelas.

Berbeda dengan cerita romance kebanyakan, novel ini lebih membumi dan tidak cengeng. Lihatlah, ini kicah cinta seorang pengemudi sepit yang pernah menjadi buruh pabrik karet. Dari segi setting, novel ini jelas sudah tidak biasa. Keindahan Kapuas dan kota Pontianak digambarkan dengan menawan. Soal romantisme, jangan tanya.

Novel yang tebalnya lebih dari 500 halaman ini tidak akan terasa membosankan, karena penulis sangat piawai mengatur alurnya. Seringkali hal-hal remeh pun diceritakan , yang anehnya justru makin mewarnai cerita. Tokoh-tokoh pendukung cerita inipun tak kalah menariknya, yang membuat tertawa sendiri membacanya. Ada Bang Togar, ketua perkumpulan pengemudi sepit yang sangat menyebalkan tapi sangat setia kawan, Andi, pak tua, cik Tulani, Koh acong, Jauhari, Jupri yang semuanya (kecuali) konyol. Selain itu berdatangan tokoh-tokoh baru yang makin mermaikan cerita. Seperti Sarah, dokter gigi cantik yang ternyata adalah…. (baca sendiri). Tokoh-tokohnya lebih terasa membumi, orang-orang yang cenderung kita temui setiap hari.

Pada akhirnya, bagian-bagian yang anda anggap remeh justru saling berkaitan menjalin sebuah rahasia. Walaupun ternyata-ternyata itu “too good to be true” (minjam istilah teman blogger) tetap masuk akal. Menjelaskan kelebihan buku ini tentu saja tidakakan cukup dalam satu postingan, pokoknya lima bintang untuk buku ini.

Kalau saya yang menceritakan, mungkin jadi tidak menarik yah. 😀 Beli saja bukunya sendiri, sebelumnya silahkan baca tulisan yang ada di backcover buku ini. Sangat menggelitik rasa ingin tahu :

“Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaannya.

Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka.”


Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabunglah dengan 1.900 pengikut lainnya

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia
  • [Book Review] Senjakala – Risa Saraswati

Jejak Tertinggal

Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Book Review] Dalam Kurung…
bugot pada [Book Review] Dalam Kurung…
tantri06 pada [Book Review] Dalam Kurung…
bugot pada Skandal di Pondok Songka
Meilawati Lestari pada Skandal di Pondok Songka

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

Cintaku Antara Jakarta dan kuala Lumpur
[Book Review] Jurnal Risa - Risa Saraswati
[Review] Bidadari Berbisik - Asma Nadia
[Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess - Nancy Springer
[Book Review] Midnight Restaurant - Daniel Ahmad

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Juli 2022
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Apr    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 1.900 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...