• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: sejarah indonesia

(Resensi) Trilogi Johana Rijkaard by Afifah Afra Amatullah

30 Senin Apr 2012

Posted by bugot in Dunia Buku

≈ 1 Komentar

Tag

afifah afrah amatullah, bulan mati di javasche orange, epik sejarah, hindia, historical fiction, Johanna Rijkard, komunis, pan islamisme, peluru di matamu, PKI, sejarah indonesia, syahid samurai


Sebenarnya saya sudah menamatkan ketiga buku epik ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Kisah heroik ini benar-benar memukau, dimana patriotisme, cinta dan perjalanan spiritual mewarnai kehidupan tokoh-tokoh utama dalam novel epik sejarah ini. Buku yang merupakan sebuah trilogy ini memiliki titik konflik masing-masing di tiap bukunya. Namun tentu saja ada benang merah yang menghubungkan ketiganya. Masing-masing terjadi dalam masa-masa kelam sejarah Indonesia.

1. Buku Pertama : Bulan Mati di Javasche Orange

Prince George (Mahmud Ali Syah) dikirim ibunya ke Hindia Belanda (Indonesia) begitu sang ibu yang merupakan bangsawan penting di Inggris mengetahui ia terlibat gerakan pan Islamisme menentang Kemal Pasya Attatruk di Mesir, tempat ia menuntut ilmu.

Ia kemudian bertemu dengan Johanna alexander Rijkard, temannya ketika kuliah. Sejak awal ia sudah terpikat pada pesona gadis itu yang merupakan putri tunggal dari seorang pejabat di Hindia Belanda. Pada akhirnya ia menikahi Johanna, meskipun mereka berbeda agama.

Persahabatan mahmud dengan pribumi bernama Hamzah Ikhwani semakin menimbulkan rasa bersalah di hatinya. Dari Hamzah, ia kembali merasakan suasana religius yang kental. Selain itu ada oportunis Raden Anggoro Karto Saputro yang tergila-gila pada Johanna. Cerita makin rumit dengan kepulangan Parmin, teman Hamzah di pesantren dulu yang telah berpindah haluan menjadi seorang komunis.

Berbagai kejadian menyebabkan peristiwa-peristiwa tragis terjadi terhadap Johanna dan Mahmud. Saat Johanna mengetahui sebuah rahasia penting tentang dirinya dan Hamzah, takdir membuatnya kehilangan semua orang yang dicintainya termasuk suaminya.

Buku 2 : Syahid Samurai

Johanna mengira suaminya, Mahmud Ali Syah sudah meninggal. Padahal ia sedang hamil. Ditengah keputusasaan, ia berniat untuk bunuh diri. Namun takdir mempertemukannya dengan seorang wanita sufi yang kemudian menjadi gurunya. Bersama sang guru ia yang kemudian diberi nama Khadijah mengalami perjalanan spiritualnya ke berbagai tempat. Penuh keprihatinan ia membesarkan anaknya, Umar.

Sementara Mahmud yang belum berhasil menemukan Johanna, akhirnya menikahi gadis pesantren sholeha. Pertemuannya kembali dengan Khadijah yang telah menjadi muallaf menjadi dilema sendiri. Indonesia pasca usainya kolonialisme menjadi tempat yang paling tidak aman bagi orang-orang Eropa. Khadijah mengalami pedihnya kehidupan dibawah pemerintahan Jepang. Namun tak ada yang lebih menyakitkannya selain perpisahan dengan putranya, Umar. Ketika menjalani kerja Rodi Khadijah hampir diperkosa kalau tidak ada samurai tanguh yang menolongnya, Akiro Fujiwara. Sejak awal Akiro sangat mengagumi kesalehan Khadijah, berkali-kali ia bertentangan dengan sesamanya dmei menolong Khadijah.

Selama itu, ia menemukan cinta baru selain cintanya pada Khadijah. Ia mulai mengenal cahaya islam. Namun perang terus bergulir, Belanda kembali menguasai Indonesia. Akiro membuktikan cintanya, bukan sekedar cintanya pada Khadijah.

Buku 3 : Peluru di Matamu

Jack, laki-laki tampan yang menjadi idola di kampusnya tergila-gila pada Ivana Martin. Demi Ivana ia rela melakukan apa saja. Ia tak pernah tahu bahwa Ivana, tokoh komunis itu hanya memanfaatkannnya.

Demi Ivana pula akhirnya ia bertemu dengan kedua orang tuanya di Indonesia, Khadijah dan Mahmud. Hanya saja kali ini  misinya bukan sekedar “pulang kampung”.

Sementara itu Mahmud tidak hanya dipusingkan dengan pemikiran bagaimana supaya ia bisa bersikap adil pada kedua istrinya. Lebih dari itu, pesantren yang dipimpinnya berulang kali mendapatkan masalah, di duga ada penyusup dan pengkhianat didalamnya. Tanpa disadari pengkhianat itu adalah putra dan adik iparnya sendiri.

Pamungkas dari seri ini benar-benar menguras emosi saya. Well, gambaran tentang PKI di novel ini benar-benar membuat saya muak. Kadang mata ini sampai berkaca-kaca. Yang paling menyebalkan tentu saja Jack (Umar) dan Ivana. Namun, berikutnya saya ikut merasakan penyesalan Jack yang mendalam setelah ia mengantarkan ayahnya sendiri ke tiang gantungan. Matanya yang jadi pujaan gadis-gadis itu telah menjadi peluru yang mematikan bagi kedua orang tuanya.

***

Saya tidak pernah bosan untuk membaca novel ini lagi dan lagi. Tidak hanya drama, mbak Afra menyisipkan sejarah yang sangat detail. Menakjupkan karena mbak Afrah sendiri sebenarnya dulu kuliah di Fakultas MIPA. Kalau tidak salah, novel “Bulan Mati di Javasche Orange” menerima penghargaan dari depag (agak-agak lupa lembaganya). Rekomendasi banget untuk yang ingin menikmati fiksi sejarah dan cerita epik. Lima bintang…

Buku-buku ini terbit tahun 2001-2003. Namun mengingat banyaknya buku-buku pada masa pertumbuhan sastra alami yang republish, sepertinya bukan tak mungkin bila buku ini akan diterbitkan kembali. Terus terang saya berharap buku ini kembali diterbitkan berupa satu buah buku utuh (tidak dipisah-pisah).

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 1.897 pelanggan lain

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Review] 39 Langkah – John Buchan
  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia

Jejak Tertinggal

bugot pada Dalam Cengkeraman Iblis
bugot pada [Book Review] Jurnal Risa…
pirnadari59@gmail.co… pada [Book Review] Jurnal Risa…
Pirna pada [Book Review] Jurnal Risa…
oiri pada Dalam Cengkeraman Iblis
Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
(Resensi): BUNIAN, Musnahnya Sebuah Peradaban
(Resensi) Rahasia Kaum Falasha
Skandal di Pondok Songka
[Review] Rooftop Buddies

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Twit oleh harovansi

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Mei 2023
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Sep    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 100 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...