“Suatu malam aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu.
Saat aku menyadari hal itu, kau tiba-tiba menghilang”
Semua berawal dari bencana tsunami yang mengguncang Jepang.
Itoyama Luca, mengira dia sudah memiliki segalanya. Kepintaran, karir yang sukses, dan bahkan tampang yang keren. Tapi semuanya seolah tidak berarti setelah bencana itu. Kekacauan di Jepang membuat sebuah perasaan yang sempat menghilang muncul kembali. Dan takdir menuntunnya menyelesaikan perasaan anehnya itu.
Han Naran, model cantik yang wajahnya menghiasi papan iklan Korea itu berhasil menyembunyikan isi hatinya selama tujuh tahun. Bencana alam di Jepang membuat perasaannya itu bangkit kembali dan malah semakin menggebu.
Keterangan Buku
Judul : Then I Hate You So
Penulis : Andry Setiawan
Editor : Tia Widiana
ISBN : 978-602-98325-6-3
Penerbit : Penerbit Haru
Tahun terbit : Maret, 2012
Format : 320 halaman Paperback
My Opinion
Itoyama Luca adalah seorang programmer sukses yang tinggal di Jepang. Meskipun tampan, ia punya karakter yang bossy, sombong dan menyebalkan. Gempa yang terjadi di Jepang pada maret, 2011 itu telah menjungkir balikkan hidupnya yang terbiasa teratur. Luca ingin cepat-cepat meninggalkan Jepang.
Untungnya, Luca dan sahabatnya dipindah tugaskan ke cabang perusahaan mereka di Korea. Namun sebuah mention twitter dari akun @An4n3bos1 menarik perhatian Luca. Ia penasaran, siapa orang yang begitu menaruh perhatian padanya itu.
An4n3bos1 : @LucaItoyama Konnichiwa, Luca. Apa kabar? Lama Tak Jumpa. Aku mendengar berita bahwa Jepang terkena gempa. Kau baik-baik saja?”
Di hari pertamanya di Seoul, Luca bertemu dengan gadis kikuk yang sepertinya sangat takut padanya. Setelah itu, Luca jadi sering bertemu dengan gadis itu. Dia, Han Naran, ternyata adalah seorang artis K-Pop yang cukup populer di Korea. Perlahan tapi pasti, timbul benih-benih cinta di antara mereka.
Yang tidak Luca ketahui, pertemuan mereka bukan tidak sengaja. Han Naran telah lama merencanakannya. Naran yakin Luca adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kehancurannya di masa lalu. Tapi Naran mulai nyaman bersama Luca. Apakah Naran akan tetap melanjutkan balas dendamnya? Apa yang telah dilakukan Luca sehingga Naran begitu membencinya?
“Setiap puing yang ada di dalam kotak itu menyimpan perasaan sakit di hati Naran. Kecewa. Sedih. Marah. Putus Asa. Titik Awalnya.”
Dengan setting Jepang dan korea, novel setebal 320 halaman ini berhasil mengaduk-aduk emosiku. Benci jadi cinta atau sebaliknya memang sudah sering kali diangkat menjadi tema sebuah kisah romance. Tapi apa yang disampaikan penulis dalam novel ini punya keunikan sendiri.
Cerita dan Plot : ***
Novel ini bercerita dengan alur maju mundur yang teratur. Meskipun bukan tema yang fresh, tapi penulis berhasil membuatku baper selama membacanya. Plot yang tertata rapi menjadi salah satu alasan mengapa aku begitu enjoy saat membacanya.Yang paling aku suka adalah penggambaran profesi Naran sebagai artis dan Luca sebagai programmer yang tidak hanya dijadikan tempelan. Aktivitas Naran sebagai selebritis membuat pembaca percaya bahwa Naran memang seorang artis, bukan hanya karena penulis mengatakan demikian. Profesi keduanya bahkan menjadi salah satu sebab penting konflik dalam cerita ini terjadi.
Karakter dan perkembangan Karakter : ****
Han Naran dan Itoyama Luca sebagai tokoh utama dalam novel memiliki karakternya yang kuat. Penulis juga konsisten menggambarkan watak keduanya dari awal sampai akhir. Perkembangan karakter Naran dan Luca juga terasa masuk akal. Karakter lainnya juga muncul dengan porsi yang pas dan menghidupkan cerita dengan kadarnya. Hanya saja aku merasa kurang dapat menyelami perasaan Luca. Mungkin penulis memang sengaja menemapatkan pembaca pada posisi Han Naran saja. Dana aku memang bisa merasakan perang batin dan perasaan yang campur aduk di pikiran Naran.
Ending : ****
Endingnya sesuai dengan ekspektasiku. Penyelesaian konfliknya dieksekusi dengan tepat pada timing yang sesuai. Sehingga efek dramatisnya lebih terasa. Karena sepanjang buku pembaca memang digiring untuk ada di pihak Naran, jadi saat klimaks di acara itu aku juga ikut nyesek.Dan yang paling kusuka adalah endingnya terasa lebih realistis. Penulis tidak berusaha memperbaiki semuanya. Dalam kehidupan nyata kan memang seperti itu, tidak semua hal bisa kembali seperti semula. Tapi semuanya berhak mendapatkan awal yang baru. Dan inilah (menurutku) yang ingin disampaikan novel ini.
Cover : ****
Ini adalah buku haru pertama yang kubaca. Dan salah satu alasanku memilikinya adalah cover buying. Suka banget sama covernya yang didominasi warna biru terang ini. Aku bahkan tak perlu membaca blurb di back covernya.
Secara Keseluruhan : 3,75 (Recommended)