Tag
Saya pernah beberapa kali membaca literatur bertema GLBT. Entah kenapa, cerita-cerita beginian yang saya baca hampir selalu berakhir menyedihkan. Biasanya konflik utama dalam cerita tersebut adalah tentang “penerimaan”, baik penerimaan dari diri sendiri ataupun penerimaan dari luar. Saya sendiri cukup terbuka dengan isu-isu seperti ini. Mendukung tidak tapi juga tidak menghujat, sya percaya tidak ada orang yang ingin menjadi bagian minoritas dan mendapat pandangan miring dari orang-orang sekitar. Kebetulan sekali hari ini ada posting bareng bersama “Blogger Buku Indonesia” bertema LGBT.
“Nur, cewek tomboy gigih sengaja melanjutkan sekolahnya di STM bidang perkapalan supaya bisa segera lulus dan bekerja. Ada seorang senior Nur yang baginya sangat menyebalkan, sehingga begitu bertemu selalu terjadi pertengkaran di antara mereka. Padahal sebenarnya -Huda- laki-laki itu jatuh cinta kepada Nur. Sementara Nur malah terpesona pada Awan, sahabat Huda. Yang sangat bertolak belakang dengan HUda yang ceplas-ceplos dan jutek. Awan ini memenuhi semua kriteria cowok idaman : tampan, putih, tinggi dan cool. Sayangnya Awan ini dingin banget dan bahkan terkesan sinis sama cewek.
Lalu tiba-tiba sikap Awan berubah 180 derajat terhadap Nur. Awan tiba-tiba jadi manis dan begitu perhatian. Hingga hubungan Awan dan Huda menjadi retak. Lalu Awan dan Huda lulus, sejak itu Nur tidak pernah bertemu Awan lagi. Sementara Huda akhirnya menikah dengan sahabat Nur.
Tidak ada yang tahu kejadian sebenarnya sampai suatu hari Nur bertemu Awan lagi. Awan menjadi atasan Nur pada sebuah perusahaan, saat itulah tanpa sengaja Nur mengetahui bahwa Awan adalah gay.
Ternyata tujuan Awan mendekati Nur saat SMA hanya agar Huda cemburu dan melepaskan Nur. Karena sebenarnya yang disukai Awan adalah Huda, sahabatnya sendiri. Ketika hal ini (dengan pertimbangan tinggi) ia sampaikan pada Huda, Huda justru jadi sangat membencinya. .Ketika Nur mengetahui hal itu, ia malah membantu Awean untuk bangkit, dan sedikit-sedikit hidup lurus. Karena ia tahu, jauh di lubuk hatinya Awan ingin hidup normal seperti laki-laki lainnya. Terlebih lagi ada kemungkinan Awan terjangkit HIV.
Makin lama Awan makin menikmati perhatian Nur. Ia sengaja berlama-lama di kantor saat jam shalat jumat agar Nur datang mengingatkannya. Ia berusaha menyembunyikan hasil tes AIDS itu dari Nur agar Nur penasaran dan makin perhatian padanya. Begitu juga hal-hal sepele lainnya. Awan sadar kali ini ia benar-benar jatuh cintqa kepada Nur. Hanya saja ia merasa tak pantas untuk Nur, Nur tahu semua masa lalunya.
Tapi untuk kedua kalinya Awan menghilang.”
Kisah ini memang berakhir manis, dan sayangnya cerita manis itu pada hubungan “LGBT”-nya. Jadi saya kurang yakin juga apakah buku ini cocok diposting untuk tema ini 😀 Tapi setidaknya buku ini memberi alternatif lain pada ending kisah-kisah bertema LGBT. Everyone had a therir own choice, tinggal gimana kita milihnya. Secara keseluruhan buku ini cukup menghibur bagi saya dan endingnya saya suka. (ehem, sampai sekarang saya selalu berharap cerita-cerita dalam novel yang saya baca akan berakhir bahagia, hehe). Hanya saja ada terlalu banyak konflik sehingga kurang digali secara mendalam, mungkin karena rentang watunya yang cukup panjang. Lalu tetap saja saya masih merasakan aro0ma “ayat-ayat cinta” di novel ini. Namun, penulis mampu menutupinya dengan pendetailan latar dan kelogisan cerita. Saya beri tiga bintang di Goodreads.
FYI :
* Warepack adalah seragam terusan seperti yang biasa dipakai tenaga-tenaga mekanik
* Novel ini pernah dimuat secara bersambunng di majalah Annida dengan judul “Bahtera di Ujung Dermaga”
* Di novel ini diceritakan bahwa penyimpangan yang dialami Awan tidak datang begitu saja, ketika anak-anak ia pernah mengalami pelecehan seksual (berkali-kali) dari pamannya. Hingga pada tahap tgertentu ia menikmati hal itu.
Keterangan BUku :
Judul Buku : Warepacker
Penulis : Indarpati
Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
Cetakan Pertama : 2009
Tareget : DYoung Adult
Genre : Spiritualitas, LGBT
ISBN : 978-602-283-5076-1