• Buku Saya
  • Tentang si Bugot
  • Tukeran Link/Banner

Jurnal si Bugot

Jurnal si Bugot

Tag Archives: young adult

[Review] Rooftop Buddies

28 Minggu Okt 2018

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

gramedia, review novel, young adult


“Kalau kematian sudah pasti datang, kenapa tidak dipercepat saja?” ~ (hal.21)

Blurb
Buat Rie, mengidap kanker itu kutukan. Daripada berjuang menahan sakitnya proses pengobatan, dia mempertimbangkan pilihan lain. Karena toh kalau akhirnya akan mati, kenapa harus menunggu lama?
Saat memutuskan untuk melompat dari atap gedung apartemen, tiba-tiba ada cowok ganteng berseru dan menghentikan langkah Rie di tepian. Rie mengira cowok itu, Bree, ingin berlagak pahlawan dengan menghalangi niatnya, tapi ternyata dia punya niat yang sama dengan Rie di atap itu.
Mereka pun sepakat untuk melakukannya bersama-sama. Jika masuk ke dunia kematian berdua, mungkin semua jadi terasa lebih baik. Tetapi, sebelum itu, mereka setuju membantu menyelesaikan “utang” satu sama lain, melihat kegelapan hidup masing-masing… Namun, saat Rie mulai mempertanyakan keinginannya untuk mati, Bree malah kehilangan satu-satunya harapan hidup.

Keterangan Buku

Judul : Rooftop Buddies

Penulis : Honey Dee

Editor : Anastasia Aemilia

Ptoofreader. : Didiet Prihastuti

ISBN : 9786020388199

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2018 (cet. 1)

Format : 264 halaman Paperback

My Review

“Yang kutahu setelah kematian mungkin nggak ada lagi beban.” ~ (hal. 102)

Ini bukan pertama kalinya aku membaca novel sicklit dengan tokoh utama yang menderita penyakit berat. Tapi di luar pakem novel-novel serupa–yang kadang terlalu berusaha menguras air mata pembacanya–novel young adult jebolan GWP ini lebih “bersahabat” dan memberi harapan. Meskipun konflik dan dramanya cukup berat, tapi novel ini tidak terjebak dalam menye-menye tak berkesudahan. Melalui tokoh Rie dan Bree, penulis berhasil menyampaikan pesannya.

Ceritanya disampaikan dari sudut pandang Rie. Bagaimana Rie mengemukakan pendapatnya membuatku berpikir, mungkin memang seperti ini yang dirasakan oleh para survivor. Selain menghadapi sesi kemotrapi yang menyiksa, mereka juga harus menyaksikan air mata dan tangis dari orang-orang yang disayanginya. Jadi ketika Rie akhirnya memilih menyerah, saya bisa memahaminya.

Tapi takdir tidak selalu sesuai dengan rencana. Sebelum melompat dari rooftop, Rie bertemu dengan Bree-cowok ganteng yang juga berniat bunuh diri. Dua orang yang sama-sama putus asa dan tidak percaya lagi pada kehidupan bertemu, kesamaan nasib itu membuat keduanya menjadi akrab. Lalu tiba-tiba terjadi perubahan rencana. Awalnya hanya sekedar tekad untuk menyelesaikan “utang” yang masih ada di dunia. Lalu dimulailah petualangan ala-ala road movie yang mengaduk-aduk emosiku. Apakah masih ada harapan untuk mereka?

“Benarkah kematian bisa menyembunyikan kita dari kehancuran?” ~ (hal. 132)

Sejak pertemuan Rie dan Bree, aku sudah penasaran dengan motif cowok itu ingin mengakhiri hidupnya. Teka-teki soal Brie ini dibuka sedikit demi sedikit pada halaman berikutnya. Meskipun hanya lewat narasi Rie, penulis tetap berhasil membuat saya merasakan tekanan yang dialami Bree😭.

Karakter dan Penokohan

  • Rie… Mirielle. Gadis 17 tahun yang menderita kanker. Karena penyakitnya, Rie harus menjalani homeschooling dan itu membuatnya tidak punya teman. Rie punya pikiran yang lebih dewasa dari umurnya.
  • Bree… Brian. Cowok ganteng yang ditemui Rie di atap. Menurut Rie, wajahnya hasil persilangan antra Hugh Jackman dan Zach Effron. Bree orang yang simpatik dan gentle, sulit dipercaya ia ingin bunuh diri.
  • Jojo. Adik laki-laki Rie yang aktif dan cerdas. Ia sangat menyayangi Rie. Meskipun tidak berperan banyak, Jojo punya andil dalam perubahan Rie.
  • Mona. The Devilish Babe. Sebenarnya aku agak terganggu dengan keberadaan antagonis yang jahatnya gak ketulungan kayak gini 😁. Tapi sepertinya, karakternya ini memang mendukung cerita.
  • Devon alias Bang Dev. Seorang survivor yang menciptakan Healty village, organisasi yang khusus menyemangati para survivor.

Selain mereka, masih banyak tokoh-tokoh lain yang berperan penting dalam cerita, walaupun sebagiannya hanya muncul sekilas. Seperti orang tua Rie dan Bree, teman-teman sekolah Rie waktu SMP, serta orang-orang dari Healty Village. Semuanya diceritakan dengan porsi yang sesuai.

“Bunuh diri itu perbuatan yang menyakiti diri sendiri. Tuhan melarang itu. Agama apapun pasti melarang itu”. ~ (hal. 194)

Konflik dan Ending

Konfliknya berlapis, tapi tidak lari ke mana-mana, tetap mengerucut pada isu kanker survive dan suicide yang diangkat. Penyelesaiannya juga tidak terburu-buru dan seperti yang saya tulis di awal, berbeda dengan novel sicklit kebanyakan. Tadinya saya sudah bersiap-siap kalau harus nyesek pas ending. Tapi di luar dugaan, buku ini ditutup dengan kalimat yang heartwarming.

Editing dan layout

Editingnya rapi dan saya hampir tidak menemukan typo. Saya juga suka layout isinya. Fontnya pas, tidak terlalu besar atau kekecilan.

Final Rate : 3,5 🌟

Di novel ini, juga banyak kutipan-kutipan-kutipan keren yang sayang banget kalau gak dishare 😆. Berikut di antaranya :

  • “Jangan memulai peperangan yang gak bisa kamu menangkan”, ~ (hal. 76)
  • “Kalau cowok berusaha peka katanya cengeng, kebanyakan drama. Kalau cowok nggak peka katanya nggak punya perasaan. Sebenarnya apa sih maunya cewek?” ~ (hal. 100)
  • “Kamu nggak bisa melakukan apapun kalau terus memilirkan pendapat orang lain. Kamu nggak bisa menyenangkan semua mata”, ~ (hal. 104)
  • “Jatuh cinta itu membuat orang lebih stres sebenarnya, tapi di sisi lain kebahagiaan karena dicintai dan diperhatikan menghasilkan perubahan hormon yang sangat bagus untuk tubuh”, ~ (hal. 249)

Trivia

  • Novel ini sebelumnya pernah tayang di website GWP dengan judul “Suicide Buddies”.
  • Kak Honey Dee, penulis novel ini juga pernah mendapat tumor yang sempat membuatnya putus asa 😭

Review : The Sun Is Also A Star

06 Minggu Agu 2017

Posted by bugot in review

≈ Tinggalkan komentar

Tag

nicola yoon, penerbit spring, review, review the sun is also a star, young adult


geasun

“Bagaimana kalau aku memberi tahumu bahwa aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku secara ilmiah?”

“Aku akan mengejekmu,” kataku. “Habis-habisan.” (Natasha ~ h-94)

Blurb

Natasha : Aku seorang gadis yang hanya percaya pada sains dan fakta. Peduli setan dengan takdir, atau cita-cita yang tak akan pernah jadi nyata. Aku jelas-jelas bukan jenis gadis yang bisa jatuh cinta pada seorang pemuda yang kutemui secara acak di jalanan kota New York. Belum lagi keluargaku akan dideportasi kembali ke Jamaika dalam hitungan dua belas jam. Jatuh cinta, tidak akan pernah menjadi bagian dalam kisahku.

Daniel : Aku selalu menjadi anak yang baik, siswa yang baik, menjalani ekspektasi oran tuaku yang tinggi. Tidak pernah menjadi pemimpi, apalagi penulis puisi. Tapi saat aku melihat gadis itu, aku melupakan semuanya. Sesuatu tentang Natasha membuatku berpikir bahwa takdir memiliki sesuatu yang luar biasa… bagi kami berdua.

Keterangan Buku

the sunPenulis                   : Nicola Yoon

Penerjemah          :  Airien Kusumawardani

Editor                     :  Selsa Chintya

Proofreader           : Titisk A. K

ISBN                       : 9786026044365

Penerbit                : Penerbit Spring

Tahun terbit           : April, 2017

Format                   : 384 halaman Paperback

 

My Opinion

Apa kalian percaya cinta pada pandangan pertama? Jujur aku sih tidak percaya, karena cinta itu kumpulan emosi yang sangat kompleks, perlu proses untuk membentuknya. Proses tumbuhnya cinta itu bervariasi, bisa makan waktu bertahun-tahun, tapi ada juga yang cuma butuh beberapa jam.

Ada pepatah Jepang yang kusukai : Koi no yokan. Pepatah itu bukan berarti cinta pada pandangan pertama, tapi lebih mirip cinta pada pandangan kedua. Itu adalah sesuatu yang kau rasakan ketika kau bertemu dengan seseorang yang akan membuatmu jatuh cinta pada mereka, (Daniel ~hal 90)

Daniel adalah putra kedua pasangan imigran Korea yang cukup sukses di Amerika. Walau selalu dibanding-bandingkan dengan Oppa-nya yang sempurna, Daniel tidak pernah mengecewakan ekspektasi orang tuanya yang kelewat tinggi itu. Hari itu, Daniel akan melakukan wawancara di Yale University. Ia tak pernah menyangka, insiden yang terjadi di kereta api yang ditumpanginya menjadi “penyebab” pertemuannya dengan Natasha.

“Cewek itu jodoh saya,” jawabku (Daniel, hal 322)

Di hari yang sama, Natasha sedang dalam perjalanan menemui pengacara yang diharapkan bisa membantu menggagalkan deportasi keluarganya. Di sebuah toko piringan hitam, ia bertemu dengan mantan pacar dan kekasih barunya. Tapi di saat yang sama dia juga bertemu dengan Daniel, pemuda Asia yang membantunya “mengerjai” sang mantan.

Dari pertemuan tak disengaja itu, mereka menjadi dekat. Daniel bahkan berhasil menyelamatkan nyawanya. Dan dia bisa melihat ekspresi di wajah Daniel yang gampang terbaca ~ pemuda itu tergila-gila padanya. Natasha sendiri pun mengakui bahwa Daniel cukup keren, tapi ia sudah lama tidak percaya pada cinta. Apalagi kurang dari dua puluh empat jam dari sekarang ia akan meninggalkan Amerika.

Tapi seperti kuilang di wal barusan, proses tumbuhya cinta itu tidak bisa diprediksi gaes. Bisa butuh waktu bertahun-tahun atau satu jam saja. Dan Daniel adalah tipe cowok langka yang mungkin hanya ada beberapa di dunia.

Novel ini menjadi nominasi Goodreads Choice Award for Young Adult Fiction tahun 2016. Seharusnya novel ini bisa menempati posisi juara, karena aku benar-benar takjub pada gaya bercerita Nicola Yoon di buku ini. Apa memang seperti ini ciri khasnya? Aku  kurang tahu, karena inilah karya pertamanya yang kubaca.

Selain diajak menyelami pemikiran Daniel dan Natasha, aku juga disuguhi dengan berbagai teori ilmiah yang nyambung dengan plot. Bahasan ilmiah singkat ini mampu menjadi intermezzo selama mengikuti perkembangan hubungan Daniel dan Natasha. Miss Yoon juga menceritakan side story tentang karakter-karakter “gak penting” di sekitar Daniel dan Natasha. Kisah mereka yang disilau singkat ini mampu menguatkan apa yang tidak diceritakan Daniel dan Natasha.

Yang paling bikin aku takjub adalah, kisah dalam novel setebal 384 halaman ini hanya terjadi dalam waktu satu hari saja. Tentu ada kilas flash back yang mengisahkan masa lalu Daniel dan Natasha. Namun chemistry antara mereka berdua hanya berlangsung satu hari. Satu hari yang sangat istimewa, karena dalam satu hari itu terjadi berbagai peristiwa yang membuat dua orang asing menjadi sangat dekat.

My Review

Cerita dan Plot : *****

Seperti sudah kusinggung sebelumnya cerita dan plot adalah kekuatan utama novel ini. Ide ceritanya standar sebenarnya, tentang pertemuan tak sengaja antara dua orang berbeda karakter. FTV di SCTV juga sudah berkali-kali menayangkan formula serupa. Tapi cara Nicola Yoon meramunyalah yang membuat cerita ini luar biasa.

Plotnya tersusun rapi tanpa menyisakan pertanyaan tentang logika cerita. Meski sudah tahu bagaimana cerita ini akan berakhir, aku tetap mengikuti penuturan Daniel dan Natasha bab per bab. Karena bagian paling menariknya justru berada di chapter-chapter singkat tersebut. Jangan lupakan intermezzo berupa bab-bab singkat berisi teori ilmiah seperti yang kuceritakan.

Dalam cinta, waktu-paruh adalah jumlah yang diperlukan bagi sepasang kekasih untuk merasakan separuh dari yang pernah mereka rasakan. (h-72)

Karakter dan Perkembangan Karakter : *****

Natasha, gadis berkulit coklat dengan kecantikan eksotis ala-ala penyanyi Reggae. Tak percaya pada takdir dan hanya peduli pada sains dan fakta. Ia juga terencana dan sudah merancang masa depan. Sementara Daniel adalah oppa-oppa Korea dengan ketampanan khas Asia. Baik hati, puitis dan gampang tersentuh. Coba bayangkan apa yang akan terjadi jika mereka bersatu.

Ayahku bilang dia tidak tahu dari mana asal sikap sinisku, tapi aku bukan seseorang yang sinis. Aku seorang yang realis. Lebih baik untuk melihat hidup sebagaimana adanya, bukan seperti apa yang kau harapkan. Tidak selalu ada alasan di balik semua yang terjadi. Semua terjadi begitu saja. (Natasha, hal 45)

Aku mudah tertular cengeng. Kau tahu ketika satu orang menguap dan orang lain juga mulai menguap? Atau ketika seseorang muntah, baunya juga membuatmu ingin muntah? Aku seperti itu. (Daniel, hal 74)

Selain kedua tokoh utama tadi, juga terdapat banyak karakter lain yang memiliki penokohan kuat. Seperti kakak Daniel, Ayah dan ibu Natasha, pegawai imigrasi, pengacara dan lain-lain.

Ending : ****

Tadinya aku (sempat) berharap ending yang berbunga-bunga macam FTV. tapi untunglah bagaimana cara penulis menutup cerita ini terasa lebih masuk akal dan tidak mengecewakan harapanku. Aku juga suka bagian epilognya yang disampaikan tokoh “itu”

Terjemanan dan Tata Bahasa: ****

Aku selalu suka dengan terjemahan spring. Editingnya selalu rapi dan minim (atau gak ada) typo. Buku ini juga. Bahasanya lugas tapi tetap dengan diksi yang memikat. Seolah-olah kalau Nicola Yoon menulis dalam bahasa Indonesia, hasilnya akan seperti ini.

Keseluruhan : 4,5

 

 

Avalin’s Nighmare (Twined Review)

08 Minggu Jul 2012

Posted by bugot in Dunia Buku

≈ 1 Komentar

Tag

a.l collins, english, twined, young adult


Title         : Twined
Author     : A.L. Collins
Publisher : CreateSpace (Self Publishing)
First Date : March 25th 2012
Format     : PaperBack (258 pages)
Target      : Young adult

What if yourmother diagnoze with schizoprenia and for some action you began to see and hear something that you believe they were not? Scare, paranoid,or you trust that you’r insane too…And it’s all happened to Avalin.

The nighmare stared when Avalin was celebrating her elevent birtday. She show hermother kill a woman in their kitchen. After the murdered, life was too hard for Avalin. Her mother diagnoze with Schizoprenia and herfather has lived in trouble. By thats reality, Avalin growth as a strong girl.

Now, Avalin was a high sholl student and accident about six year a go has not talken again by everyone. But, then Avalin began hear a voice in hermind. More terrible she looked on of cherleaders morph into a monsteur right infront of her. Avalin was paranoia that she may be insane just like her mother. A new mysterious class mates named Albert said that all Avalin hear and see is exactly true.

He, Albert knew who Avalin was and who hermother, Abigail Marsh. Without knowing anything about Albert, Avalin had to trust him when they both stuck to a pararel world. Then, Jessica, the girl who morph into a monsterur came with more scariest look. Albert said it’s all a trap by an illusionist called the twined. Who is the twined? Why does he want Avalin? And Who is Albert?

On 258 pages of this book, we bought to scarie world of Avalin. With point of view of Avalin, it’s help us to have more emphatyze to Avalin. Yay, since the firs chapter i’ve liked Avalin so much. She is a smart girl and so strong. And collins also can make characters of Albert seem so mysterious.

By the way i am not native in English. But lucky for me, the literate used by collins on this novel so simply. So i can get it easyly. About layout and font of content, it’s not bad. And the cover which dominated with dark purple looks sweet gothic. I like that.

When Avalin see Albert first in the class is nice part for me. What did Albert say about meaning of life exactly cute. I amnot memorized it exactly, but it’s something like … “The aim of life is to being complete, being complete. Being complete is to find someone”. Very like this quote 🙂

So i rated it 4 stars in GoodReads, very recommended for young adult reader. can’t wait for the sequel : Twined part 2.

About the author

  A.L. Collins lived in Manchester, Maryland. Writing since 18. He has publish many books, include : Bastian : Prequel to War, twined, Scarlett. He also has prepared more books to publish in 2012, one of them are Twined part 2.

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabunglah dengan 1.900 pengikut lainnya

follow me on bloglovin

Follow my blog with Bloglovin

EVEN OKTOBER

Book of The Month

Jurnal Terkini

  • [Book Review] Jurnal Risa – Risa Saraswati
  • [Review] Kisah Misteri Enola Holmes Kasus Hilangnya Sang Marquess – Nancy Springer
  • [Review] 35 Mm – Lokalpcy
  • [Review] Bidadari Berbisik – Asma Nadia
  • [Book Review] 022 – Lokalpcy
  • [Book Review] Memoar Marla – Safira Hapsari
  • [Book Review] Te O Toriatte – Akmal Nasery Basral
  • [Book Review] Kami (Bukan) Jongos Berdasi – J.S. Khairen
  • Gramedia Go : Inovasi Terbaru Gramedia Yang Membawa Keadilan Bagi Booklover di Seluruh Indonesia
  • [Book Review] Senjakala – Risa Saraswati

Jejak Tertinggal

Dennyz pada Skandal di Pondok Songka
bugot pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
Luk QQ pada [Book Review] Kami (Bukan) Jon…
bugot pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Review] Delusi Moneter
Kreta Amura pada [Book Review] Dalam Kurung…
bugot pada [Book Review] Dalam Kurung…
tantri06 pada [Book Review] Dalam Kurung…
bugot pada Skandal di Pondok Songka
Meilawati Lestari pada Skandal di Pondok Songka

Follow me on linky

Follow My Blog!

Click here to follow this blog and view my other followers...

Read the Printed Word!

search

jurnal terpopuler

Book Review : Money, Love, Happiness
[Book Review] Senjakala -  Risa Saraswati
(Resensi) Reinkarnasi
(Resensi) Ken Arok - Ken Dedes
[Review] Bidadari Berbisik - Asma Nadia

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Goodreads

DAFTAR ISI

celoteh si bugot

Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.

Pondok-pondok Bugot

  • ARchive Lomba
  • Life Begin At 2oth
  • Mylove to Rain

Sahabat Bugot

  • Aishiterugika’s Blog
  • Chronicle 89
  • Katakan dengan Kata
  • Kemilau Cahaya Emas
  • Kumpulan Sinopsis Buku
  • Pembuat Awan
  • SNBI POENYA BLOG
  • sweeping Me
  • Tukeran Link/ Banner
Mei 2022
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  
« Apr    

  • Ikuti Mengikuti
    • Jurnal si Bugot
    • Bergabunglah dengan 1.900 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Jurnal si Bugot
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...