Judul : Dalam Cengkeraman Iblis
Penulis : Abdullah Harahap
Jumlah Halaman : 226 halaman
Penerbit : Sarana Karya
Tahun Terbit : Juni 1982
Siapa yang tak kenal abdullah harahap. Setidaknya tahu namanya lah, nama Abdullah identik dengan sastra kaki lima yang kontribusinya dalam dunia sastra Indonesia masih dipertanyakan. Tapi toh, karya-karya “picisannya” itu akhirnya direpublish oleh penerbit mayor dengan harga tinggi pula. Dan namanya tetap dikenang sebagai master horor gothic Indonesia. Jangan lupa pula bahwa sebagian karyanya telah diadaptasi ke Film atau film TV. Abdullah Harahap juga punya penggemar fanatik, buktinya buku tribute untuknya “Kumpulan Budak Setan” terbit lebih dulu dari “Perkara Mengirim Senja” untuk Seno gumira Ajidarma.
Jadi ketika BBI akan mengadakan posting bareng bertema Gothic, saya langsung mengeluarkan koleksi novel-novel seremnya Abdullah Harahap. Dan saya memilih judul ini untuk direview (Sayang gak nemu covernya di google).
Basarudin mendadak dibuat senewen karena kekasihnya, Marlina tidak mau ditemui. Marlina pulang diam-diam ke kampungnya tanpa memberi tahu Basarudin. Di dorong rasa cinta, Basarudion berusaha menyusul Marlina ke kampungnya. Dengan bantuan temannya dan seorang wartawan amatir yang ternyata sepupu Marlina, Bas berhasil menemukan kampung Marlina. Di sana ia disambut dingin oleh keluarga Marlina. Marlina tetap tak bisa ditemui dengan alasan punya penyakit aneh.
Basarudin tak mau menyerah, ia berusaha mencari tahu dan menguak misteri di desa itu. Mendadak ditemukan mayat-mayat pemuda dengan kondisi sudah kering. Dan semuanya itu pernah berhubungan dengan putri kepala desa, sepupunya Matlina. Berkat bantuan seorang paranormal terkuaklah bahwa keluarga Marlina menerima kutukan. Dan kekuatan yang mengutuknya sangatlah besar.
Desa itu kemudian dipercantik dengan kemunculan janda kaya yang bahenol. BAsarudin merasakan ada sesuatu dengan wanita itu, walaupun ia tak urung tergoda juga. Ternyata setiap potongan-potongan adegan saling berkaitan. Mengacu pada dendam berkarat yang terjadi ratusan tahun silam.
Alam gaib, dendam dan sex memang sudah jadi trade mark dari novel-novelnya abdullah harahap. Tapi saya sangat suka dengan deskripsi latar yang menyeramkan ini. Bayngkan saja, ada monster ulat hijau raksasa, desa angker diseberang sungai yang juga menyeramkan, mayat-mayat mati kering. Wow, latar-latar ini memang mengingatklan kita pada film horor tahun 80-an. Wajar, karena sebagian film-film itu diangkat dari novelnya Abdullah Harahap. Abdullah harahap memnag jagonya membuat orang takut. Dan saya gak berlebihan kalau mengatakan film-film itu lebih bagus dan berkelas dari film-filmnya KKD yang katanya horor itu. 😀 Semoga novel ini akan direpublish juga
wow, sepertinya penggemar beratnya AH nih, ak belum pernah baca bukunya dan masih asing *ketauan g pernah baca sastra* covernya serem, hiiii
Yang terbitan paradoks (anak perusahaan GPU) covernya agak lebih manis 🙂
astagaa serem serem covernyaaaaaaa >_<
beli yang edisi paradoks aja, covernya udah lebih mewah 😀
ampon dah itu covernya jadul tapi malah lebih serem, kesannya antik dan berasal dari era-era yang mistis gt, dan ciri khasnya ada bahenol bahenol gitu ya wahaha jd pengen baca deh sesekali, tp cover yg baru saja kali biar lebih tenang membacanya hahaha
Benar mas yang terbitan Paradoks, cover-covernya sedikit lebih manis
cek di sini http://abdullahharahap.wordpress.com
mmm, belum pernah baca Abdullah Harahap, krn sejauh ini untuk novel lokal yg benar-benar horor blm dapat yang puas bacanya, cmn nakut-nakutin tapi malah tdk seram, apa ini masuk gothic ya, horor mungkin … trm ksh sdh buat reviewnya, paling tdk buat bahan pertimbangan 😀
hehe, waktu googling sih katanya AH master horor gothic indonesia mbak 😀
Saya kepengen baca bukunya nih.. Horor kayaknya 😀 kasih review judul buku yang lain lagi dong…
insya allah ntar yah 😀
Jadi kangen baca buku Abdullah Harahap
sekarang sebagiannya dah direpublish mas 🙂
dah pernah baca novel ini tapi belum sempat tamat
pak masih ada nggak novel nya? saya beli boleh ya
Masih ada, tapi di rumah saya di kampung kak 🙏🙏