Tag

, , ,


“Bahagia adalah cara kita beradaptasi menghadapi masalah, memeluknya dengan ramah, dan mencari jalan keluarnya tanpa menyerah”, ~ (hal.136)

Dulu, ada seorang teman saya yang sangat “sensitif” terhadap getaran. Gempa dalam skala sekecil apapun bisa membuatnya panik dan histeris. Ternyata saat terjadi gempa besar di Padang, dia terjebak di lantai tiga sebuah mall dan hal itu membuatnya trauma sampai sekarang.

Saat membaca blurb novel Te O Toriatte, saya sudah bergidik membayangkan bagaimana perjuangan Meutia–tokoh utama di novel ini untuk bangkit dari trauma akibat musibah beruntun yang dialaminya. Meutia Ahmad Sulaiman masih berusia 14 tahun saat tsunami Aceh menewaskan kedua orang tua dan ketiga adiknya. Mutia kemudian diangkat anak oleh suami istri berkebangsaan Jepang, Hiroshi dan Harumi.

Namun, saat Meutia mulai merasakan kehangatan keluarga, triple disaster melanda Jepang (gempa, tsunami dan kebocoran reaktor nuklir). Kedua orang tua angkat Meutia tewas dalam peristiwa itu.

Bersama PTSD yang tak mungkin sembuh, Meutia tetap berhasil mewujudkan mimpinya menjadi doktor computer Engineering. Meutia yang berparas cantik dan jelita juga dihadapkan pada pilihan sulit di antara tiga laki-laki yang mencintainya : pakar genom ternama berkebangsaan Jepang, Penyiar TV yang merupakan cinta pertamanya, serta seorang psikiater yang mengidolakan Meutia sejak lama. Sayangnya, kondisi kejiwaannya yang unstable membuat Meutia ragu ketiga laki-laki itu (atau laki-laki manapun) mampu menerima dia apa adanya.

First impression saya setelah membaca novel ini : pak @akmalbasral adalah story teller yang luar biasa. Saya tak pernah terlalu “mementingkan” diksi yang dipilih penulis dalam sastra populer. Tapi, pilihan kata-kata yang ditulis Pak Akmal benar-benar terasa berbeda–dan saya menikmatinya. Saya mengerti sekarang kenapa banyak kritikus “ngeyel” banget tentang hal ini. Ternyata memang kalimat-kalimat nyastra yang indah itu memberikan pengalaman membaca yang berbeda.

“Kita tak boleh takut kepada yang sudah meninggal dunia, Mayutiya. Yang lebih menakutkan bagi kita adalah mereka yang masih hidup, sebab hanya yang masih hidup yang bisa berbuat jahat,” ~ (hal. 133)

Novel Teo Toriatte (Genggam Cinta) ini adalah buku pertama yang saya tamatkan di tahun 2020. Novel ini berhasil meng-enhance minat baca di tahun baru ini karena contentnya yang sangat “kaya”.

Saat membaca blurbnya pertama kali, saya tak berekspektasi terlalu tinggi. Saya justru agak “segan” membacanya karena berpikir novel tentang bencana alam itu pasti bakal bikin mewek. Dan memang banyak banget part-part di novel ini yang membuat dada saya sesak. Tapi cerita Teo Toriatte ini sangat dinamis, ada romance yang bikin gemas dan terharu, ada bagian thriller yang bikin adrenalin saya terpacu dan ada teka-teki yang bikin saya gak bisa berhenti baca. Lalu begitu rahasianya terungkap saya terkaget-kaget. Karena saya sempat mendukung si A untuk menjadi pendamping Meutia. (Padahal kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya penulis sudah memberi clue kalau ada yang salah sejak awal 🙈).

Ada banyak sekali isu yang disisipkan penulis ke dalam cerita ini : mental illness (yang jadi concern utamanya), perjalanan spiritual, sains (yang disertai dengan sumber relevan), feminisme, lingkungan dll. Hebatnya, semua hal itu memang mendukung cerita dan disinggung dengan porsi yang pas. Jadi tidak serta merta dijejalkan begitu saja.

Kalau harus mencari kekurangannya, mungkin cuma soal pekerjaan Meutia di Jakarta. Saya masih kurang ngeh tentang apa saja yang dikerjakan Meutia dan timnya (yang kayaknya jarang banget disebut) selain pembahasan di awal tentang koreksi data BMKG itu. Dia sangat sibuk sampai-sampai tak mau menghubungi teman-temannya. Tapi masih sempat melakukan wawancara dan (ternyata) melakukan beberapa sesi temu kangen 🙈. (Not a big deal. Bisa jadi saya kurang teliti)

Pokoknya, novel ini sangat saya rekomendasikan kepada seluruh teman-teman booklover, dengan syarat kamu sudah berusia minimal 17 tahun. Karena beberapa hal di novel ini hanya relevan untuk pembaca dewasa.

My Rating : 4.5 ⭐
Romance : 4.5 ❤ (not your tipycal romance story)
Sensualitas : 3.5 💋 (cukup banyak detail eksplisit)

KETERANGAN BUKU

Judul : Aster: Teo Toriatte (Genggam Cinta)
Penulis : @
Editor : Dwi Ratih Ramadhany
Penyelaras Akhir : Wienny Siska
Desainer Sampul : Bella Ansori
ISBN : 9786020634357
Penerbit : @bukugpu
Tahun terbit : 2019
Format : 328 halaman Bookpaper
Harga : Rp. 86.000,-